Sejumlah perwakilan calon investor saat meninjau kawasan industri di KIW. |
Selain mempromosikan, juga memberikan jaminan kemudahan dan ketersediaan lahan industri di Jateng.
Ratna menjelaskan, ada tantangan yang harus dipecahkan pihaknya bagaimana bisa mempromosikan semua potensi dan peluang investasi hingga merealisasikan minat-minat tersebut.
Sejak 2016 sampai sekarang, sudah ada 400an kepeminatan.
Setelah dilakukan pengawalan, yang sudah memiliki izin atau berproduksi hanya ada 124 perusahaan atau sekira 25-30 persen terealisasi.
Menurutnya, tidak semua bisa terealisasikan karena ada banyak faktornya.
Beberapa faktor itu di antaranya adalah soal kesesuaian lahan dan tentang kekuatan finansial akibat pandemi.
"Mau tidak mau, pandemi ini sangat luar biasa imbasnya. Jadi yang rencana mau ekspansi, perluasan atau baru itu menunda kepeminatannya. Makanya datanya 25-30 persen itu yang terealisasi," kata Ratna.
Lebih lanjut Ratna menjelaskan, berbicara soal investasi itu berbicara masalah ketersediaan infrastruktur pendukung maupun penunjang dan lain sebagainya.
Diperlukan adanya lokalisasi atau kawasan industri, untuk merealisasikan kepeminatan investasi itu menjadi kenyataan di lapangan.
"Secara regulasi sudah ada, dan setiap kabupaten/kota harus memiliki kawasan industri. Sehingga jelas dan terpadu, karena fasilitas menjadi jelas mau diperuntukkan ke mana," jelasnya.
Ratna menyebutkan, DPMPTSP Jateng terus menjalin sinergitas dan kolaborasi dalam upaya menarik minat investor datang dan berusaha di kawasan industri yang ada di provinsi ini.
Sejumlah kawasan industri yang ada di Jateng ditawarkan, dan salah satunya adalah Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).
"Ketika bicara lokasi investasi di Jateng pasti akan didorong dan diarahkan ke kawasan industri. Kawasan industri dipandang infrastruktur dipandang jauh lebih siap, dan pengendalian untuk pengamanannya bisa lebih terjaga," imbuhnya.
Sementara itu Direktur Utama Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Ahmad Fauzie Nur mendukung usaha Pemprov Jateng, dalam upaya menarik calon investor asing menanamkan modalnya di provinsi ini.
Para calon investor asing yang akan menanamkan modal di Jateng, bisa menentukan lokasi usahanya sesuai dengan kebutuhan lahan dan infrastruktur penunjangnya.
Fauzie menjelaskan, dengan datang langsung berkunjung ke lokasi kawasan industri juga bisa memberikan sejumlah informasi detil tentang konsep industri dan segala kebutuhannya.
"Untuk sosialisasi dan memberikan informasi lebih komprehensif kepada investor maupun calon investor di Jawa Tengah dan Indonesia pada umumnya tentang keunggulan Jawa Tengah. KIW sampai dengan saat ini selalu berpartisipasi ikut hadir, dan menyambut positif acara ini. CJIBF tahun ini kita sangat mengapresiasi Pemprov Jawa Tengah," ujar Fauzie.
Lebih lanjut Fauzie menjelaskan, para calon investor asing yang memilih lokasi di KIW juga bisa mendapatkan infrastruktur penunjang usahanya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar