Petani di Kecamatan Wuryantoro di Kabupaten Wonogiri saat memanen tanaman sorgum. |
Semarang-Petani di Kecamatan Wuryantoro Kabupaten Wonogiri mengaku senang, karena tanaman sorgum berkembang pesat dan lebih menguntungkan dibanding jagung. Tidak hanya nilai jual yang tinggi, tapi juga biaya operasional lebih rendah.
Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Wuryantoro, Sugeng Hariyadi mengatakan ada 50 hektare lahan persawahan yang ditanam sorgum.
Pengembangan tanaman sorgum merupakan bantuan dari pemerintah, sebagai langkah dari diversifikasi pangan. Hal itu dikatakan saat ditemui di areal pertanian sorgum, kemarin.
Sugeng menjelaskan, hasil pertanian sorgum bisa mengangkat perekonomian masyarakat sekitar Wuryantoro. Bahkan, penanaman sorgum mampu mengurangi lahan tidur di daerah Wuryantoro.
Menurutnya, karena potensi tanaman sorgum cukup baik itu maka dirinya berharap di tahun depan bisa lebih diperluas lahan pertaniannya menjadi 150 hektare.
"Dan tersebar di tiga desa seluas 50 hektare. Dari 50 hektare ini mendapat bantuan dari pemerintah berupa benih, per hektarenya 10 kilogram. Sehingga ada 500 kilogram bantuan benih dari benih," kata Sugeng.
Lebih lanjut Sugeng menjelaskan, selain benih juga ada bantuan berupa pupuk sebanyak satu kuintal per hektarenya. Total keseluruhan pupuk ada lima ton, untuk mendukung pertanian sorgum.
"Tanaman sorgum di wilayah kami cocok sekali. Produktivitasnya bisa mencapai 4-5 ton per hektare saat panen," jelasnya.
Sementara itu Ketua Kelompok Petani Widodo II Mojopuro, Sugimin menambahkan bahwa tanaman sorgum telah memberikan manfaat kepada petani.
Menurutnya, perbandingan antara tanaman sorgum dengan jagung ternyata lebih menguntungkan sorgum.
"Untuk biaya operasional lebih rendah sorgum. Sorgum di antara Rp2 juta-Rp5 juta, kalau jagung bisa mencapai Rp8 juta-Rp10 juta per hektare," ujar Sugimin. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar