Petani bawang merah sedang mengemas hasil panen sebelum dibawa ke pedagang besar. |
Semarang-Kepala Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah Dyah Lukisari mengatakan pihaknya melakukan intervensi, untuk menstabilkan harga pangan pokok strategis. Salah satunya, pemberian bantuan kepada petani atau peternak saat harga anjlok. Pernyataan itu dikatakan saat dihubungi lewat sambungan telepon, kemarin.
Dyah menjelaskan, tidak hanya operasi pasar saja pihaknya juga memfasilitasi distribusi untuk memotong rantai pasokan di pasaran. Dengan mekanisme tersebut, petani atau peternak tetap mendapatkan harga bagus dan konsumen tidak tercekik karena harga mahal.
Menurut Dyah, dengan upaya yang dilakukan itu tidak merugikan petani karena pembelian sesuai dengan harga berlaku di pasaran. Sedangkan konsumen, tetap mendapatkan harga yang terjangkau karena biaya distribusi telah terpangkas.
"Untuk menggerakkan bahan pangan pokok strategis sebenarnya, kami dari Januari sampai dengan sekarang di tahun 2022 itu sudah melakukan itu dan itu tidak kami kerjakan sendiri karena kami kerja sama dengan Bapanas. Badan Pangan Nasional. Misalnya jagung, karena pembelinya dari luar provinsi itu ada yang dari NTB. Baru saja bulan Juli ini kami lakukan OP cabai, kerja sama dengan CMJT, Bank Jateng dan sebagainya," kata
Sementara itu Direktur Pemasaran Citra Mandiri Jawa Tengah (CMJT) Totok menambahkan, pihaknya juga berupaya menekan laju inflasi untuk mengendalikan harga pangan pokok strategis lewat pembelian produk hasil pertanian langsung ke para petani. Mulai dari cabai, bawang putih maupun jagung dari petani dan disalurkan ke wilayah melalui mekanisme operasi pasar.
Totok menjelaskan, untuk cabai dan bawang putih dibeli sebanyak 3,5 ton. Pembelian dilakukan di Desa Krasak Kabupaten Brebes untuk komoditas bawang putih, sedangkan cabai di Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Khusus untuk di Kota Semarang, disalurkan dua ton cabai dan 1,5 ton bawang putih untuk operasi pasar.
"Karena memang saat ini untuk harga-harga kebutuhan pokok seperti bawang putih dan cabai naik dan kadang turun di luar harga pada umumnya. Sehingga, kita diberikan kewenangan untuk memutus rantai distribusi dan kita beli langsung dari para petani kemudian dibawa ke konsumen. Harapan kita dengan demikian, akan membuat perilaku perdagangan akan turun. Karena ketahui bersama, rantai distribusi kita panjang. Dari petani dijual ke tengkulak, kemudian dibawa ke pedagang pasar besar lalu ke pedagang kecil kemudian ke konsumen. Ada 3-4 rantai, dan kita hadir untuk memutus sementara," ujar Totok.
Lebih lanjut Totok menjelaskan, dengan stabilisasi yang sudah dilakukan pihaknya itu diharapkan inflasi bisa stabil. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar