Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar saat melihat tanggul yang jebol di kawasan Lamicitra Pelabuhan Tanjung Emas. |
Semarang-Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Tengah Ade Siti Muksodah mengatakan dampak banjir rob di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang beberapa pekan kemarin, mencapai USD 8 juta. Paling menderita adalah pelaku ekspor garmen atau fesyen, karena barangnya barang yang mengalami kerusakan. Pernyataan itu dikatakan saat ditemui di Hotel Gumaya, kemarin.
Ade menjelaskan, para eksportir mengalami kerugian yang tidak sedikit karena banyak barang mengalami kerusakan. Selain eksportir juga importir, karena banyak barang ikut terendam banjir rob.
Menurut Ade, saat kejadian banjir rob itu kebanyakan kontainer berada di pelabuhan.
"Yang sudah terhitung itu ada sekitar kurang lebih 18 pabrik di sekitar Lamicitra, yang kalau kita lihat berat ya. Barang-barang terdampak itu terdiri dari garmen, fesyen, alas kaki dan juga furnitur. Yang paling parah itu garmen, karena di situ kebanyakan perusahaan-perusahaan pakaian, tas yang mau diekspor ke Singapura. Ada juga bahan makanan minuman, termasuk sembako," kata Ade.
Lebih lanjut Ade menjelaskan, untuk produk impor yang mengalami kerugian sebagian besar adalah kedelai dan beras dan kacang hijau. Diperkirakan, nilai kerugiannya mencapai USD 33 juta.
Terpisah Ketua Apindo Jateng Frans Kongi menyatakan, kejadian banjir rob di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang membawa kerugian bagi pelaku usaha. Terutama, untuk para pengusaha pemilik pabrik.
"Mesin-mesin pabrik yang terendam, tentu membuat kerugian banyak bagi pengusaha di sana," ujar Frans. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar