Australia Tawarkan Kerja Sama Pemulihan Ekonomi Setelah Pandemi

Dubes Australia untuk Indonesia Penny Williams
bertemu Wagub Taj Yasin.

Semarang-Pemerintah Australia menawarkan kerja sama dengan Pemprov Jawa Tengah, untuk saling membantu dalam upaya pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19. Kerja sama yang ditawarkan mulai dari perdagangan, hingga sektor investasi.

Dubes Australia untuk Indonesia Penny Williams mengatakan kerja sama Pemerintah Australia dengan Indonesia dalam hal ini Pemprov Jateng, akan difokuskan pada pemulihan sektor ekonomi setelah pandemi COVID-19 berakhir. Pernyataan itu dikatakan usai bertemu Wagub Taj Yasin di kantor gubernur, kemarin.

Penny menjelaskan, kerja sama yang saat ini sedang berjalan antara Australia dengan Jateng di antaranya adalah Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP). Termasuk, kerja sama tentang pengelolaan sampah.

Menurutnya, kerja sama yang akan terjalin nantinya akan dibutuhkan dalam upaya pemulihan ekonomi kedua negara setelah pandemi COVID-19 berakhir.

"Banyak sekali kerja sama antara Australia dengan Indonesia, tapi saat ini fokusnya adalah pemulihan di pascapandemi. Yakni di bidang perdagangan, investasi dan beberapa hal yang dapat mendukung kedua hal tersebut. Kerja sama sekarang sudah cukup baik dan kuat antara Pemerintah Jawa Tengah dan juga Queensland," kata Penny.

Sementara itu Wagub Taj Yasin menjelaskan, kerja sama yang ditawarkan Pemerintah Australia cukup baik bagi kedua negara dan bisa lebih ditingkatkan. Sehingga, pertumbuhan ekonomi akan lebih baik setelah pandemi COVID-19.

"Ada beberapa kerja sama yang nanti akan kita tingkatkan lagi, antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Australia dan pada khususnya Jawa Tengah. Jawa Tengah menjadi salah satu provinsi yang ditunjuk untuk menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga kami butuh investor dari Australia," ujar Gus Yasin.

Lebih lanjut Gus Yasin mewakili seluruh warga Jateng juga mengucapkan terima kasih, karena bantuan dari Pemerintah Provinsi Queensland kepada Jateng sebesar Rp20 miliar lebih. Yakni untuk penanganan kesehatan, dan bantuan anak yatim piatu yang terdampak pandemi. (K-08)