Seorang atlet panjat dinding saat berlatih untuk menghadapi PON XX di Papua. |
Semarang-Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan ada delapan orang atlet dan oficial asal Jateng yang mengikuti PON di Papua, menjalani isolasi karena terpapar COVID-19. Semuanya dalam kondisi sehat, dan tidak menunjukkan gejala berat maupun sehat. Pernyataan itu dikatakannya usai mengikuti rapat evaluasi penanganan COVID-19 di kantor gubernur, Senin (11/10).
Yulianto menjelaskan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Papua berkaitan penanganan para atlet dan oficial Jateng yang menjalani isolasi. Sedangkan bagi atlet dan oficial yang telah pulang ke Jateng dan berkumpul dengan keluarga di rumah masing-masing, juga akan dilakukan pemantauan. Tidak hanya berkaitan dengan paparan COVID-19 saja, tetapi juga masalah malaria.
"Kita biasa kok memonitor survailance seperti itu. Jadi, setiap warag kita yang pulang dari wilayah-wilayah yang endemis malaria contohnya kalau di Indonesia timur kan masih endemis malaria itu kita lakukan surveilance malaria juga selain COVID-19. Mereka yang lebih dari tujuh hari di sana dikenakan kewajiban untuk karantina. Yaitu kita lakukan pemantauan, apakah selama perjalanan itu terinfeksi atau tidak," kata Yulianto.
Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo sudah memerintahkan kepada Dinas Kesehatan Jateng, agar menyiapkan gedung BPSDM di Srondol sebagai lokasi karantina bagi atlet maupun oficial yang pulang dari PON Papua. Masa karantina dilakukan selama lima hari, sambil dipantau perkembangan kesehatannya.
Ganjar meminta kepada KONI Jateng, agar memberikan sosialisasi kepada para atlet dan oficial untuk menjalani masa karantina usai pulang dari PON Papua.
"Sebenarnya mereka dari sana sudah dites. Mereka semuanya ya sehatlah, karena untuk ikut penerbangan itu mereka mesti di PCR test. Namun kita meski well prepare kepada mereka, sehingga kami minta untuk yang sudah di rumah mereka akan kita pantau," ucap Ganjar. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar