Gubernur Ganjar Pranowo saat memberikan penjelasan kepada siswa SMPN 33 Semarang selalu disiplin terhadap protokol kesehatan. |
Semarang-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegur SMPN 33 Semarang, karena kedapatan tidak bisa melaksanakan protokol kesehatan dengan baik. Pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan SMPN 33 itu, tidak mampu mengatur dan menjaga jarak siswa selama berada di lingkungan sekolah.
Koordinator Administrasi SMPN 33 Semarang Eni Kurniawati mengatakan dirinya dan beberapa guru lainnya tidak menyangka, jika gubernur Jateng mampir ke sekolahnya yang ada di kawasan Meteseh Tembalang. Bahkan, kehadiran orang nomor satu di Jateng malah menemukan banyak siswa berkerumun di depan ruang kelas. Hal itu dikatakannya usai mendapat nasehat dari gubernur, kemarin.
Eni menjelaskan, saat ini diketahui gubernur sedang bersepeda dan masuk halaman sekolah. Ketika masuk lingkungan sekolah, gubernur melihat banyak siswa duduk-duduk berdekatan di depan kelas.
Menurutnya, keadaan itu ditemukan gubernur karena siswa sedang menunggu bel masuk dan menanti kedatangan guru mata pelajaran di jam pertama.
"Untuk evaluasi segera kami bentuk Satgas COVID-19. Sebenarnya sudah ada, mas. Cuma mungkin tidak terlalu digerakkan. Jadi, mungkin saat sidak anak tidak menjaga jarak. Jadi, mungkin semua elemen di sekolah akan kami gerakkan. Termasuk siswa, guru maupun siapa saja yang ada di sekolah ini," kata Eni.
Lebih lanjut Eni menjelaskan, hasil nasehat dan perintah gubernur akan segera ditindaklanjuti. Dirinya akan menyampaikan kepada kepala sekolah, untuk dilakukan perbaikan dalam melaksanakan protokol kesehatan di lingkungan sekolah.
Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo meminta kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Semarang, untuk terus melakukan pemantauan dan peninjauan guna mengawasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Menurutnya, pelanggaran protokol kesehatan selama pembelajaran tatap muka tidak bisa dibiarkan.
Ganjar meminta kepada pihak sekolah, agar benar-benar memberikan rasa aman dan nyaman bagi orang tua di rumah. Sebab, masih banyak orang tua yang khawatir anak-anaknya saat mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah.
"Kalau kemudian ini berkali-kali ya kita tutup. Sekolahnya enggak boleh mengadakan PTM. Itu menyatakan ketidaksiapan sekolah. Untuk menjaga jarak satu meter ternyata angel," ucap Ganjar. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar