Bintoro, salah satu pengusaha sound system di Kota Semarang yang menjual aset miliknya karena terdampak pandemi COVID-19. |
Semarang-Seorang sesepuh Komunitas Sound System Semarang (KS3) Bintoro mengatakan pandemi COVID-19 yang terjadi lebih dari 1,5 tahun, membuat para pengusaha sound system harus menjual asetnya. Sebab, selama pandemi tidak ada permintaan persewaan sound system untuk hajatan maupun hiburan lainnya. Hal itu dikatakannya saat ditemui di kawasan Taman Indonesia Kaya saat menjajakan peralatan sound system miliknya, kemarin.
Menurutnya, para pengusaha di bisnis persewaan sound system tidak bisa berkutik dengan pandemi COVID-19 yang telah terjadi lebih dari 1,5 tahun itu.
Bintoro menjelaskan, dirinya dan juga rekan-rekan lainnya sesama pengusaha jasa persewaan sound system terpaksa menjual aset yang dimiliki untuk tetap bertahan hidup demi keluarga dan karyawan. Sedangkan beberapa rekan lainnya, justru menjual aset untuk membayar utang.
"Jadi mau tidak mau ya kita harus jual, jual aset yang kita punya. Kita punya komunitas sound system sekitar 50 orang, dan itu yang dijual sekitar 50 persennya. Sudah hampir 25 sound system, termasuk punya saya juga sudah saya jual karena saya sendiri juga mempunyai karyawan banyak dan harus menghidupi keluarganya. Jadi, mau enggak mau kita jual barang ini," kata Bintoro.
Lebih lanjut Bintoro menjelaskan, harga satu set peralatan sound system bekas dijual mulai Rp15 juta sampai Rp20 juta. Namun, harga tersebut tergantung merek dan juga jumlah speaker serta powernya.
"Selama berpuluh tahun kami menggantungkan hidup, dengan hanya mengandalkan jasa persewaan peralatan sound system sebagai sumber pendapatan. Saat pandemi terjadi pada Maret 2020, penghasilan dari penyewaan peralatan sound system sedikit demi sedikit mulai menyusut drastis karena ada larangan penyelenggaraan kegiatan yang ngumpul-ngumpul itu," tandasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar