Gubernur Ganjar Pranowo meninjau produsen roti di Pati yang terdampak karena pandemi. |
Semarang-Tri Isnaeni, pengusaha roti di Kabupaten Pati harus menjual salah satu asetnya berupa toko untuk tetap bertahan di tengah pandemi COVID-19. Sebab, pesanan roti selama pandemi hilang sampai 90 persen. Hal itu dikatakan saat ditemui di rumahnya yang juga dijadikan sebagai tempat produksi dan penjualan roti, kemarin.
Tri Isnaeni warga Randukuning hanya bisa pasrah, dengan keadaan karena dampak pandemi COVID-19. Dirinya untuk bisa bertahan di awal-awal pandemi COVID-19 mulai melanda, terpaksa menjual salah satu tokonya untuk membiayai kebutuhan sehari-hari.
Menurutnya, sebelum pandemi terjadi dirinya bisa menjual seribu boks roti dalam sehari. Tetapi saat ini, menjual 100 boks roti sehari saja sudah cukup baik.
"Kayak mati suri tapi ya Alhamdulillah kita sekarang masih sehat gitu aja. Untuk mengukur hasil kemarin sama yang sekarang, itu kita sampai minus. Selama pandemi produksi tidak sampai 100 boks lebih. Jadi kita hilangnya sampai 90 persen. Saat PPKM pertama itu, toko satu bulan full itu enggak ada yang masuk. Kita coba dua bulan juga enggak ada yang masuk. Akhirnya sampai bulan ketiga Korona karena kita enggak ada pemasukan sama sekali, apa yang bisa dijual untuk bertahan kita jual dulu saja," kata Tri.
Lebih lanjut Tri menjelaskan, saat ini kondisi memang dirasakan sudah mulai membaik dan pesanan mulai berdatangan. Namun, masih belum bisa dikatakan normal seperti keadaan sebelum pandemi. Bahkan, pesanan roti mulai pulih sekira 40 persen. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar