Gubernur Ganjar Pranowo didampingi Bupati Grobogan Sri Sumarni saat menggelar rembug desa di pendapa, kemarin. |
Semarang-Salah satu kepala desa (kades) yang mengikuti diskusi virtual bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, akan mengajari cara penanganan pandemi COVID-19 asal mau berkunjung ke Kabupaten Banyumas.
Adalah Kepala Desa Karangmangka, Kedungbanteng, Banyumas, Sunarto yang bercanda akan mengajari gubernur cara menangani pandemi. Sebelumnya, dirinya bercerita banyak soal suka duka menangani pandemi selama satu tahun lebih.
"Karangnangka tahun 2019 uwis ndue jaga tangga, jaga warga. Pak gubernur datang ke sini saja, nanti tak ajari carane," kata Sunarto.
Gubernur Ganjar Pranowo yang merasa ditantang, mengaku akan datang ke Karangnangka.
Menurut Ganjar, para kades punya pengalaman dan kiat khusus bagaimana mengedukasi masyarakat supaya taat protokol kesehatan.
"Wis ngeneng ngesuk nyong mono ben diajari karo rika ya (Sudah begini saja, besok saya ke sana biar diajari sama anda ya). Pak Narto kayane cocok jadi Bupati lho," seloroh Ganjar.
Sementara itu di tempat terpisah, saat menggelar dialog virtual dengan seluruh kades di Kabupaten Klaten Ganjar mendapat keluhan soal semrawutnya pembagian bantuan sosial (bansos).
Salah satu kades di Klaten mengaku emosional, karena penerima bansos adalah orang mampu atau orang kaya. Bahkan, mendapatkan lebih dari dua bantuan sekaligus.
Kades Tijayan, Joko Laksono menyatakan bahwa data bansos di desanya semerawut. Bantuan Sosial Tunai (BST) yang didapat di desanya tidak tepat sasaran, dan ada beberapa data penerima sudah diverifikasi dan dihapus karena dianggap mampu kembali mendapatkan bantuan.
Menurutnya, hal itu membuat kecemburuan sosial bagi warga lain yang masuk kategori kurang mampu. Pihaknya juga kebingungan, karena bantuan tidak bisa dialihkan kepada yang berhak.
"Ada yang punya mobil lima, muncul namanya. Intuk niku malahan. Padahal sudah kita coret, sudah diverifikasi datanya. Tetep metu maleh. Ngoten ndan, mumet aku," ucap Joko
Ganjar mengaku sudah mendengar banyak kasus tersebut, dan telah mengirimkan surat secara langsung ke menteri sosial terkait hal ini.
"Saya mau minta seluruh data penerima BST dari Kemensos di Jateng itu siapa saja. Nah nanti kami overlay dengan data hasil verifikasi yang dilakukan pada April lalu. Dengan cara itu, harapannya dapat diketahui mana yang bermasalah dan mana yang tidak," tegas Ganjar.
Lain Banyumas lain Klaten, lain juga keluhan yang disampaikan sejumlah kades di Kabupaten Grobogan. Kades Kapung, Musarokah, dengan berani mengeluh ke Ganjar soal perpanjangan PPKM.
"Pak, kapan PPKM-nya dibuka lagi? Mau diperpanjang lagi apa tidak? Diperpanjang sampai kapan pak? Warga pada tanya semuanya ini, pada bosen," terang Musarokah.
Ganjar dengan sabar menerangkan bahwa sampai kapan PPKM diberlakukan, tidak ada yang tahu. Yang bisa menentukan sebenarnya adalah masyarakat sendiri.
Menurut Ganjar, mungkin masyarakat sudah bosan dengan COVID-19 yang tak kunjung selesai dan PPKM kembali diperpanjang.
"Yang menentukan itu kita, mau diperpanjang apa tidak itu yang menentukan kita. Makanya kita semua kerja keras, agar penularannya tidak ada. Grobogan itu turunnya bagus, dari level 4 ke level 3," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar