Gubernur Ganjar Pranowo berbincang dengan seorang warga yang menggunakan BSG di Desa Pegundungan, kemarin. |
Menurut Murti, pengelola separator BSG diserahkan kepada BUMDes.
Murti menjelaskan, masyarakat hanya diminta iuran yang diakuinya jauh lebih hemat bila membeli gas elpiji. Atau, sekira 50 persen dari harga beli gas elpiji.
"Nanti akan dikelola BUMDes. Ini baru ada 25 rumah, masih ada 138 rumah yang nanti akan dipasang instalasi. Kami berharap, ini bisa menjadi Desa Mandiri Energi," kata Murti.
Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo yang melihat langsung pengelolaan BSG di Desa Pegundungan di Kecamatan Pejawaran Kabupaten Banjarnegara menyebutkan bahwa keberhasilan Desa Pegundungan akan menjadi spirit terbentuknya Desa Mandiri Energi. Harapannya, akan lebih banyak lagi tempat-tempat di Jateng yang memanfaatkan energi serupa di daerah masing-masing.
Menurut Ganjar, sebelum dibuatkan separator dari Dinas ESDM Jateng masyarakat di Desa Pegundungan sudah memanfaatkan gas rawa secara manual.
"Saya senang, spirit Desa Mandiri Energi bisa diwujudkan. Di tanah kita yang kita injak, ternyata ada sesuatu yang bisa dimanfaatkan yaitu gas. Selain di Pegundungan, praktik pemanfaatan gas rawa juga sudah dilakukan di Grobogan dan Sragen. Saya berharap, semakin banyak lagi tempat yang mengadopsi model serupa," ujar Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar juga telah meminta peta geologis daerah di Jateng, yang terdapat sumber gas rawa. Sehingga, nanti akan dibuat sumur-sumur untuk cadangan BSG. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar