Petugas kesehatan saat mengevakuasi warga Solo yang melakukan isolasi mandiri untuk dipindah ke tempat terpusat. |
Semarang-Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan dari kabupaten/kota se-Jateng sudah mengirimkan 106 sampel dari pasien COVID-19, untuk diperiksa ke laboratorium di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan juga Balitbangkes. Dari seluruh sampel yang dikirimkan, 95 sampel di antaranya merupakan varian delta. Pernyataan itu dikatakannya usai mengikuti rapat evaluasi penanganan COVID-19 di kantor gubernuran, Senin (12/7).
Yulianto menjelaskan, 72 sampel berasal dari orang dewasa dan sisanya berasal dari anak-anak di bawah usia 17 tahun ada 23 sampel. Dari 106 sampel yang dikirimkan itu, paling banyak berasal dari Kabupaten Kudus dengan 72 sampel dan 62 sampel di antaranya merupakan varian delta.
Menurut Yulianto, varian delta potensi penularannya cukup cepat dan tidak heran jika terjadi peningkatan kasus COVID-19. Bahkan, dari seluruh sampel anak-anak yang diambil semuanya diketahui merupakan varian delta.
"Varian delta itu saja merepotkan semuanya ya. Jadi memang kita sudah menerima hasil pemeriksaan WGS itu di berbagai tempat seperti Kudus, Jepara, Salatiga, Magelang, Solo dan Karanganyar. Ternyata hampir semuanya, terutama pada anak-anak. Dari sampel yang kita ambil pada anak-anak dengan kriteria inklusi itu, hasilnya semuanya delta. Ada yang bayi enam bulan, ada yang umur balita dan ada yang remaja di bawah 17 tahun," kata Yulianto.
Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, saat ini dari sampel yang dikirimkan dan diperiksa belum ditemukan adanya varian lain dari COVID-19 selain varian delta. Namun demikian, varian delta cukup menjadi ancaman karena penularan dan fatalitasnya cukup tinggi. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar