Petugas kepolisian menutup akses dari Tugu Muda menuju ke Simpang Lima. |
Semarang-Pakar Epidemiolog Undip Prof Prof Suharyo Hadisaputro mengatakan PPKM darurat bisa berjalan efektif, asalkan dibarengi dengan peningkatan disiplin masyarakat. Termasuk, pemberian sanksi hukuman bagi masyarakat yang abai atau melanggar protokol kesehatan selama masa PPKM darurat. Pernyataan itu dikatakannya di sela webinar soal penyebaran COVID-19 di Jawa Tengah yang diadakan Undip, Sabtu (3/7).
Prof Suharyo menjelaskan, efektivitas PPKM darurat bisa dinilai berhasil jika diimbangi dengan peningkatan disiplin masyarakat terhadap protokol kesehatan. Apabila PPKM darurat dilakukan dengan ketat dan disertai hukuman bagi pelanggarnya, maka PPKM darurat menjadi efektif dijalankan.
Menurutnya, apabila hanya sebatas surat edaran atau kebijakan tanpa disertai sanksi kepada pelanggarnya akan tidak berarti apa-apa. Sehingga, dibutuhkan ketegasan untuk mendisiplinkan masyarakat.
"Protokol kesehatan dari masyarakat itu agak abai atau abai begitu ya. Lebih-lebih waktu kemarin ini ada acara-acara seperti Idul Fitri dan lain-lain, sehingga orang sudah agak abai untuk prokes ini. Kemudian ada varian baru delta. Dari 35 kabupaten/kota itu ada 25 daerah di Jawa Tengah ini zona merah, berarti kan 75 persen. Sehingga, dibayangkan bahwa kemungkinan memang super sprayed ini yang menyebabkan penularan yang begitu masif lewat udara," kata Prof Suharyo.
Lebih lanjut Prof Suharyo menjelaskan, untuk menjadikan PPKM darurat berjalan efektif perlu ada kerja sama dan partisipasi dari masyarakat disiplin terhadap protokol kesehatan. Karena, secara epidemiologis ada beberapa faktor yang membuat kasus COVID-19 mengalami peningkatan selain karena abai terhadap protokol kesehatan. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar