Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi mengatakan kenaikan laba bersih pada semester pertama tahun ini, tidak lepas dari pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) secara berkualitas. Pernyataan itu dikatakan saat menyampaikan kinerja perusahaan secara virtual, Jumat (30/7).
Hery menjelaskan, dengan pertumbuhan laba bersih yang cukup baik itu akan membuat Bank Syariah Indonesia mampu meningkatkan rasio profitabilitas. Sehingga, akan mampu mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan akselerasi kapasitas digital serta operasional mampu berjalan dengan baik.
Menurut Hery, saat ini total aset Bank Syariah Indonesia mencapai Rp247,3 triliun per Juni 2021 atau naik 15,16 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp217,7 trilun.
"Kita lihat bahwa di tengah kondisi ekonomi yang memang cukup challenging, industri perbankan nasional dan syariah sebetulnya menunjukkan perbaikan yang lumayan ya. Kita tetep berusaha untuk mendorong pertumbuhan bisnis yang sehat dan sustain. Tentunya kita sangat very selective ya melihat segmen, segmen mana saja yang memang memiliki daya tahan untuk kita dorong secara perlahan tapi tetap menerapkan azas kehati-hatian ya, prudential banking. Tentunya kita tidak ingin menuai NPF di kondisi yang kurang menentu," kata Hery.
Lebih lanjut Hery menjelaskan, guna meningkatkan prinsip kehati-hatian tersebut pihaknya telah mencadangkan cash coverage sebesar 144,07 persen sampai semester pertama 2021. Termasuk, terus berupaya menjaga kualitas pembiayaan positif agar tidak terjadi kredit macet.
"Pada semester I 2020 NPF gross tercatat 3,23 persen, dan semester I tahun ini menjadi 3,11 persen," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar