Gubernur Ganjar Pranowo saat memberikan arahan kepada Satgas COVID-19 Kudus, Minggu (14/6). |
Semarang-Pelaksana harian Kepala Dinas Kesehatan Kudus Mas'ud mengatakan pihaknya dengan dibantu TNI/Polri terus masif melakukan tracing dan testing, kepada masyarakat yang kontak erat dengan pasien COVID-19. Tujuan, untuk memutus mata rantai penularan virus Korona di wilayah Kudus. Pernyataan itu dikatakannya di sela menemani Gubernur Ganjar Pranowo meninjau sejumlah tempat isolasi terpusat di Kudus, Minggu (13/6).
Menurut Mas'ud, hingga per hari bisa melakukan tracing dan testing sebanyak dua ribuan orang.
Mas'ud menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan TNI/Polri juga mengoptimalkan fungsi Jogo Tonggo melalui Posko PPKM Mikro yang ada di setiap desa. Tujuannya, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Kudus terhadap protokol kesehatan.
"Yang dirawat di rumah sakit ada 486 warga, itu dirawat di rumah sakit-rumah sakit yang ada di Kabupaten Kudus. Untuk yang isolasi mandiri itu sejumlah 1.117 orang , dan yang isolasi terpusat juga ada 567 orang," kata Mas'ud.
Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo meminta masyarakat, agar ikut membantu dalam upaya memutus penularan COVID-19. Salah satunya dengan mengurangi mobilisasi, karena varian baru COVID-19 sudah ditemukan.
Ganjar menjelaskan, varian baru COVID-19 juga sudah ditemukan dan masuk wilayah Kudus. Sehingga, varian itu yang menjadi penyebab penyebaran dan peningkatan kasus COVID-19 di Kudus terjadi cukup cepat dalam tiga pekan terakhir.
Menurut Ganjar, perlu ada upaya lebih tegas untuk memutus penyebaran COVID-19 di wilayah Kudus. Salah satunya, mengusulkan gerakan lima hari di rumah saja, dan hanya ke luar rumah jika penting.
Ganjar juga telah berkomunikasi dengan Pemkab Jepara, Demak dan Pati serta Grobogan untuk memaksimalkan pengawasan dan pencegahan peningkatan kasus COVID-19 di wilayah masing-masing.
"Saya mengusulkan kalau perlu lima hari semua di rumah saja. Orang tua dan lansia jangan keluar rumah. Anak-anak jangan keluar rumah. Yang keluar rumah itu betul-betul kalau penting. Maka yang lain work from home, dibanyakin aja. Ini betul-betul kita harus bareng-bareng memotong COVID-19 agar bisa kita setop," ucap Ganjar.
Warga Kudus Minta Layanan di Asrama Haji Donohudan Ditingkatkan
Sementara itu warga Kudus yang menjalani isolasi di Asrama Haji Donohudan mengeluhkan terkait pelayanan, mulai dari minimnya hiburan berupa televisi maupun menu makanan harian.
Menurut Mas'ud, semua keluhan warga Kudus yang menjalani isolasi di Asrama Haji Donohudan sudah disampaikan kepada pihak penanggung jawab.
"Terkait dengan beberapa keluhan dari warga penghuni isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan, memang tadi pagi sudah kami sampaikan kepada pihak penanggung jawab. Mereka berjanji akan memperbaiki. Bahkan beberapa suplai air minum sudah disampaikan dan sudah siap," jelas Mas'ud.
Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, tempat isolasi terpusat yang disediakan Pemkab Kudus ternyata belum optimal dimanfaatkan warga sekitar. Salah satunya di Rusunawa Bakalan Krapyak, hanya terisi 20 orang dari total kapasitas 180 orang.
Ganjar menjelaskan, data di posko gabungan mencatat bahwa ada 599 kapasitas tempat tidur yang ada tempat isolasi terpusat dan tersebar di delapan kecamatan di Kudus. Padahal, data lain juga menyebutkan masih ada 1.797 orang menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing.
Menurut Ganjar, Pemkab Kudus tidak perlu ragu dengan kesiapan dan sarana prasarana yang dimiliki. Apabila pemkab tidak mampu menangani, maka bisa meminta bantuan ke pemprov untuk dibantu fasilitas maupun sumber daya manusianya.
"Rumah susun yang ada dan ternyata belum optimal. Tadi keterisiannya hanya 20 (orang), padahal kapasitasnya 180 orang. Bayangkan itu masih banyak sekali. Maka kalau kemudian ada warga Kudus tidak mau di Donohudan, sudah polke di sini," ujar Ganjar. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar