Gubernur Ganjar Pranowo memberi instruksi kepada Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo terkait penanganan pasien OTG di Kabupaten Kudus, Selasa (8/6). |
Semarang-Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan ada 1.238 warga Kabupaten Kudus yang menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing, dan mulai dipindahkan ke isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan maupun tempat isolasi terpusat lainnya. Saat ini, di Kudus tercatat kasus aktif COVID-19 sebanyak 1.678 kasus. Pernyataan itu dikatakannya usai mengikuti rapat evaluasi penanganan COVID-19 di kantor gubernuran, Senin (7/6) sore.
Yulianto menjelaskan, karena Kudus mengalami kondisi khusus akibat terjadinya peningkatan kasus COVID-19 maka diputuskan semua warga yang terkonfirmasi positif terpapar virus Korona tanpa gejala wajib menjalani isolasi di tempat-tempat terpusat. Baik ke Asrama Haji Donohudan, Diklat BPSDM Jateng maupun rumah dinas wali kota di Semarang.
Menurutnya, masyarakat Kudus yang terkonfirmasi COVID-19 tanpa gejala mulai dievakuasi dari rumah masing-masing menuju ke tempat isolasi terpusat. Semua kebutuhan konsumsi, bahkan sudah disiapkan pemprov dan juga TNI/Polri.
"Pada prinsipnya Kudus itu masih banyak tempat isolasi. Rusunawa juga masih kosong, keterisiannya masih sedikit sekali. Di desa-desa juga banyak tempat isolasi, tapi problemnya tidak dimanfaatkan atau kurang dimanfaatkan betul oleh masyarakat. Memang kalau disuruh milih, orang itu pasti pengennya isolasi di rumah," kata Yulianto.
Terpisah, Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan bahwa pihaknya sudah mengusulkan kepada Kementerian Kesehatan untuk membantu delapan daerah di Jateng yang masuk kategori zona merah. Kedelapan daerah zona merah di Jateng itu di antaranya termasuk Kudus dan sekitarnya, Sragen dan Brebes serta Kabupaten Tegal.
Menurut Ganjar, Kementerian Kesehatan siap membantu penanganan kasus COVID-19 di delapan daerah itu dengan droping vaksin lebih banyak.
"Kita mau tingkatkan vaksinasi di delapan kabupaten/kota. Kita sudah minta tambahan vaksinasi dari pak menkes, dan Insya Allah akan dikirim. Paling tidak 25 ribu per daerah merah itu. Maka dengan cara itu kita bisa kontrol," ucap Ganjar. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar