Semarang-Gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,3 Skala Richter (SR) yang terjadi pada Senin (28/6) pagi di wilayah selatan Jawa, tidak berpotensi terjadi tsunami.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam siaran pers menyatakan hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal, bahwa gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,3 SR dan selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo 5,1 SR. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,56 Lintang Selatan (LS), dan 110,58 Bujur Timur (BT).
Menurutnya, lokasi tepatnya berada di laut pada jarak 66 kilometer arah selatan Kota Wonosari di Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta pada kedalaman 61 kilometer.
Bambang menjelaskan, dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya itu maka gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, bahwa gempa bumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan sesar naik mendatar (oblique thrust fault).
"Guncangan gempa bumi ini dirasakan di daerah Bantul, Gunungkidul, Purworejo, Trenggalek, Tulungagung, Blitar dan Nganjuk. Sekitar Sleman, Yogyakarta, Klaten, Cilacap, Kebumen, Banjarnegara, Malang dan Solo. Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," kata Bambang.
Lebih lanjut Bambang menjelaskan, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat diimbau tetap tenang, dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar