Gubernur Ganjar Pranowo didampingi Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo saat memberikan pengarahan kepada Satgas COVID-19 Kudus, kemarin. |
Semarang-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan kepada seluruh bupati/wali kota, agar saat melakukan testing kepada warganya juga dilakukan pengambil sampel untuk tes genome squencing ada tidaknya varian baru di wilayahnya. Meski saat ini varian baru masih ditemukan di Kudus, namun tidak menutup kemungkinan sudah menyebar ke daerah lain. Pernyataan itu dikatakan Ganjar usai menggelar rapat evaluasi penanganan COVID-19 di kantor gubernuran, Senin (14/6) sore.
Menurut Ganjar, ada kemungkinan awal bahwa peningkatan kasus COVID-19 di Jateng usai Lebaran berhubungan dengan Kudus. Oleh karena itu, harus segera dilakukan pengambilan sampel untuk dilakukan genome squencing test.
Ganjar menjelaskan, dengan semakin cepat dilakukan pemeriksaan sampel di semua kabupaten/kota se-Jateng maka akan semakin mudah diketahui varian baru tersebut ada atau tidak. Oleh karena itu, masyarakat harus semakin taat pada protokol kesehatan.
"Maka saya minta para bupati sekarang kalau lagi lakukan ambil sampel, tolong juga diambil sampel untuk dilakukan genome squencing test ini. Harapan saya para kepala dinas atau mereka yang mengambil sampel, bisa merunut cara-cara itu. Saya sih menduga karena tadi cerita umpama Sragen. Yang di Sragen itu habis pergi dari acara di Kudus, kondangan," kata Ganjar.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menambahkan, ada sejumlah aturan pemerintah daerah wajib mengambil sampel untuk genome squencing. Salah satu syaratnya, terjadi penularan yang cepat di suatu wilayah.
Menurut Yulianto, daerah juga harus peka dan perhatian terhadap kedatangan orang-orang dari suatu wilayah terutama luar negeri.
"Tetapi saat ini yang sangat dibutuhkan adalah bagaimana menyelamatkan yang sudah ditemukan positif, segera dilakukan tindakan selanjutnya. Entah itu isolasi, entah itu pengobatan atau tindakan yang membutuhkan tempat ICU dan sebagainya. Ini yang sangat emergency," ujar Yulianto. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar