Gubernur Ganjar Pranowo melihat pelaksanaan pemeriksaan tes Antigen kepada pemudik saat Lebaran kemarin. |
Semarang-Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan pihaknya akan memberikan perhatian lebih kepada tiga daerah, yang saat ini sedang terjadi peningkatan kasus COVID-19 karena munculnya klaster baru. Ketiga daerah itu adalah Kabupaten Kudus, Kendal dan Cilacap. Pernyataan itu dikatakan Yulianto usai mengikuti rapat evaluasi penanganan COVID-19 di kantor gubernuran, Senin (24/5) sore.
Yulianto menjelaskan, kasus penularan yang terjadi di Kabupaten Kudus itu berasal dari klaster keluarga dan muncul karena ketidaktaatan pada protokol kesehatan. Sedangkan untuk di Cilacap dan Kendal, memiliki perbedaan kemunculan klaster.
Menurutnya, klaster yang terjadi di Cilacap adalah penularan di RSUD Cilacap dari tenaga kesehatan karena tengah menangani Anak Buah Kapal (ABK) asal Filipina akibat positif terinveksi COVID-19 varian baru. Sedangkan di Kendal, berasal dari klaster lembaga pemasyarakatan (lapas) setempat.
"Kudus, Kendal sama Cilacap. Walaupun memang problematikanya berbeda-beda, ya sebenarnya hampir sama prinsipnya. Testing, tracing dan treatment. Cuma karena varian baru, jadi spradingnya atau penyebarannya lebih cepat. Maka kita harus betul-betul ketat. Perilaku virus ini juga sudah terdeteksi seperti itu. Jadi, memang tingkat penularannya cukup masif dan cepat," kata Yulianto.
Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, hingga pekan ke-20 tahun ini terjadi tren peningkatan kasus harian akibat liburan atau nekat mudik meski sudah ada imbauan tidak boleh melakukan perjalanan ke kampung halaman. Klaster keluarga menempati urutan pertama dengan persentase 62,4 persen, lapas 18,7 persen dan klaster agama 11,5 persen. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar