Gubernur Ganjar Pranowo melihat pemeriksaan para pemudik yang akan masuk ke Jateng saat Lebaran, keamrin. |
Semarang-Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan pihaknya terus memantau perkembangan kasus penularan COVID-19 di Kabupaten Kudus, karena diketahui angka kasusnya terus mengalami penambahan. Bahkan, RSUD Lukmono Hadi sebagai rumah sakit lini satu rujukan penanganan COVID-19 dipandang tidak mampu menampung pasien sehingga dialihkan ke RSUD Wongsonegoro Kota Semarang.
Yulianto menjelaskan, sebenarnya ada tujuh rumah sakit rujukan di Kudus untuk penanganan pasien COVID-19 dan terbanyak berada di RSUD Lukmono Hadi serta RS Mardi Rahayu. Pernyataan itu dikatakan Yulianto saat pemaparan kasus COVID-19 secara virtual, Jumat (28/5).
Menurut Yulianto, bed occupancy rate (BOR) atau ketersediaan tempat tidur di rumah sakit sudah di atas 90 persen. Sehingga, diperlukan upaya untuk menurunkan potensi penularan kasus COVID-19 di Kudus dengan langkah-langkah preventif.
"Kabupaten sekitar rujukan lini satunya kami alihkan ke Semarang, ke RSUD Wongsonegoro. Untuk relaksasi, maka RSUD Lukmono Hadi meningkatkan jumlah tempat tidurnya hampir dua kali lipat. RS Mardi Rahayu kita tambah tempat tidurnya, dan dibutuhkan SDM-nya menggunakan perawat atau nakes yang ada di sana. Dan kita latih khusus untuk perawatan isolasi dan insentive care," kata Yulianto.
Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, dari kejadian kenaikan kasus penularan COVID-19 di Kudus juga berimbas kepada 20 tenaga kesehatan ikut terpapar virus Korona. Mulai dari dokter spesialis, dokter umum dan tenaga perawat. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar