Peninjauan pabrik gula dalam rangka revitalisasi. |
Semarang-Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berkomitmen mewujudkan ketersediaan pangan nasional, di antaranya memastikan ketersediaan stok gula menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN). Salah satu upayanya dengan menjalankan penugasan impor gula, mengingat Ramadan dan Lebaran jatuh sebelum musim giling tebu 2021.
Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan musim giling tebu jatuh pada pertengahan 2021, sedangkan pabrik gula milik RNI Group direncanakan memulai musim giling pada Mei 2021 mendatang.
Arief menjelaskan belum berproduksinya pabrik gula dalam negeri, maka penugasan impor gula diharapkan mampu menopang kebutuhan gula di pasarnya. Tujuannya, agar konsumsi dan harga stabil saat menghadapi lonjakan permintaan menjelang puasa dan Lebaran.
"Dengan baru dimulainya musim giling pada pertengahan tahun, maka stok gula yang didistribusikan terbatas. Sehingga, butuh back up melalui impor. Pada puasa dan Lebaran tahun ini, diharapkan masyarakat tidak akan menghadapi kelangkaan gula dan lebih mudah mendapatkan gula dengan harga yang stabil. Kami memastikan gula ritel yang didistribusikan melalui brand Raja Gula, dijual sesuai harga eceran tertinggi yang telah ditetapkan pemerintah," kata Arief dikutip dari rilis.
Lebih lanjut Arief menjelaskan, saat ini pihaknya terus berkomitmen dalam memerkuat industri gula nasional. Yakni dengan melakukan revitalisasi pabrik gula dan perluasan areal perkebunan tebu.
"Saat ini ada lima pabrik gula RNI yang beroperasi di wilayah Jawa Timur dan Jawa Barat, dengan total kapasitas produksi 28 ribu TCD. Kami juga tengah melakukan pengkajian dan penjajakan kerja sama, terkait pengaktifan kembali 1-2 pabrik gula RNI di wilayah Jawa Barat," jelasnya.
Selain itu, RNI juga merluas areal perkebunan tebu dengan melakukan penambahan lahan tebu seluas kurang lebih 20 ribu hektare melalui kerja sama dengan Perum Perhutani. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar