Semarang-Kepala BPS Jawa Tengah Sentot Bangun Widoyono mengatakan pada September 2020, jumlah penduduk miskin bertambah menjadi 4,12 juta jiwa karena pandemi COVID-19. Hal itu terjadi, lantaran semakin tingginya biaya kebutuhan di masa pandemi dan berkurangnya pendapatan masyarakat.
Sentot menjelaskan, penduduk miskin di Jateng menjadi yang terbesar ketiga setelah Jawa Barat dan Jawa Timur.
Menurutnya, pertambahan penduduk miskin di wilayah perkotaan naik 10,57 persen pada September 2020 padahal sebelumnya hanya 10,09 persen di Maret 2020. Sementara penduduk miskin di wilayah perdesaan, naik 13,20 persen di September 2020 dari sebelumnya 12,80 persen pada Maret 2020.
"Artinya bahwa peluang ini akan bisa memperlebar atau memperbesar garis kedalaman kemiskinan, dan juga tingkat kemiskinan itu sendiri. Garis kemiskinan bulan September 2020 meningkat sebesar 0,78 persen dibanding garis kemiskinan pada bulan Maret tahun 2020. Dengan fenomena-fenomena tersebut, maka kita bisa menghitung bahwa garis kemiskinan per kapita per bulan di Jawa Tengah mencapai Rp398.477," kata Sentot, kemarin.
Lebih lanjut Sentot menjelaskan, ada sejumlah sektor yang memengaruhi penambahan jumlah penduduk miskin di Jateng. Beberapa sektor itu di antaranya adalah peranan komoditas makanan terhadap garis kemiskinan lebih besar dibanding perumahan, sandang maupun pendidikan dan kesehatan. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar