Gubernur Ganjar Pranowo menengok tempat isolasi yang di- sediakan Pemprov Jateng di BPSDM Srondol. |
Semarang-Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo sudah meminta 226 rumah sakit rujukan penanganan COVID-19, untuk menambah kapasitas tempat tidur hingga 20 persen dari kondisi saat ini. Sebab, okupansi atau keterisian ICU sudah mencapai 64 persen dan keterisian kamar isolasi sebanyak 71 persen.
Yulianto menjelaskan, penambahan kapasitas tempat tidur di rumah sakit rujukan pananganan COVID-19 itu terdiri dari tempat tidur ICU dan isolasi. Terutama, bagi pasien terpapar virus Korona yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
"Walaupun sebenarnya BOR-nya 60 persen, artinya 60 persen itu kalau kita punya 100 diisi 60. Itu untuk di masa pandemi sudah dianggap perhatian, walaupun itu kalau bukan di masa pandemi sampai 75-80 persen tidak masalah. Tapi untuk supaya safe, kita harus menambah kira-kira 20 persen lagi dari kapasitas yang ada saat ini," kata Yulianto, kemarin.
Sementara itu Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, pemprov sebelumnya telah menambah dua tempat isolasi terpusat di Asrama Haji Donohudan Boyolali dan BPSDM Jateng di Kota Semarang. Pemprov juga memanfaatkan aset yang dimiliki dari gedung diklat hingga hotel, untuk dioptimalkan menjadi tempat isolasi terpusat.
Menurut Ganjar, Asrama Haji Donohudan mampu menampung 874 tempat tidur dan di BPSDM Jateng berkapasitas 600 tempat tidur.
"Di BPSDM masih sedikit, bahkan yang di Temanggung saya siapkan tempat diklatnya pertanian itu masih kosong sama sekali. Jadi ada upaya-upaya dari kawan-kawan bupati/wali kota yang bagus sehingga kita bisa mengamankan situasi ini," ujar Ganjar. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar