Plh Sekda Jateng Prasetyo Aribowo bersama Penasehat Kemenko Marinvest Monika Nirmala saat memimpin rapat penanganan COVID-19, kemarin. |
Semarang-Penasehat Kemenko Maritim dan Investasi Monika Nirmala meminta kepada Pemprov Jawa Tengah, agar bisa memaksimalkan isolasi terpusat di dalam memutus mata rantai penularan COVID-19. Sehingga, orang yang terpapar virus Korona benar-benar dipisahkan dengan masyarakat sehat.
Monika menjelaskan, Pemprov Jateng harus bisa mengarahkan masyarakat yang terkonfirmasi COVID-19 tidak lagi melakukan isolasi mandiri. Namun, diarahkan ke tempat-tempat isolasi yang disediakan untuk memudahkan pemantauan dan pengawasan serta pengobatannya.
Menurutnya, secara umum penularan COVID-19 terjadi secara masif di dalam rumah jika orang terkonfirmasi virus Korona melakukan isolasi mandiri.
"Isolasi terpusat. Kami juga memberikan penekanan, bahwa mungkin banyak masyarakat yang mungkin tidak bisa melakukan isolasi secara layak dan aman kalau dilakukan di rumahnya. Kita melihat, risiko penularan di dalam rumah itu 10 kali lipat lebih tinggi dibanding di luar rumah," kata Monika, kemarin.
Pelaksana harian Sekda Jateng Prasetyo Aribowo menambahkan, memang persoalan mendasar terkait isolasi di tempat-tempat yang sudah disediakan bergantung erat dengan aspek budaya. Terlebih lagi, stigma orang yang dipisahkan terkadang keluarganya merasa keberatan.
"Sebenarnya kita sudah punya banyak (tempat isolasi terpusat) di Jawa Tengah. Hampir 35 kabupaten/kota sudah punya fasilitas isolasi terpusat. Hanya mungkin Batang yang belum. Tapi prinsipnya bagaimana mendorong itu bisa lebih efektif," ujar Prasetyo.
Lebih lanjut Prasetyo menjelaskan, perlu ada edukasi kepada masyarakat terutama yang terkonfirmasi COVID-19 untuk menjalani isolasi di tempat tertentu. Sehingga, upaya penyembuhan bisa lebih optimal. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar