Dua pengajar di SMAN 1 Kemusu Boyolali memasang baliho yang menginformasikan soal penyelenggaraan sekolah virtual. |
Semarang-Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah Syamsudin Isnaini mengatakan program sekolah virtual dikhususkan bagi anak-anak kurang mampu putus sekolah, yang ada di Kabupaten Brebes dan Boyolali. Program tersebut ternyata mendapat respon positif dari masyarakat, terutama anak-anak kurang mampu yang ingin tetap melanjutkan sekolah.
Syamsudin menjelaskan, program sekolah virtual yang digagas itu untuk saat ini menginduk di SMAN 3 Brebes dan SMAN 1 Kemusu di Boyolali. Setiap kelas dari kedua sekolah itu berisi 36 siswa, dan teknis pembelajarannya 70 persen secara daring.
Menurutnya, untuk saat ini sekolah virtual masih dilakukan di Brebes dan Boyolali serta belum ada wacana membuka di daerah lainnya hingga berakhirnya tahun ajaran 2020/2021.
"Ini kan diutamakan untuk anak-anak didik yang dari keluarga kurang mampu, dan program ini sangat bermanfaat. Jadi, memang anak-anak yang kemarin tidak ada harapan untuk sekolah negeri atau lainnya ini di dua kelas ini dapat melaksanakan itu. Selama ini upayanya yang kita lakukan dengan adanya kelas virtual ini berbeda dengan anak-anak reguler. Praktik, kalau anak-anak nanti pas kondisi normal full tapak muka kalau ini paling hanya 30 persen tatap muka," kata Syamsudin, kemarin.
Syamsudin lebih lanjut menjelaskan, nantinya jika kondisi sudah normal dan pandemi berakhir akan disesuaikan metode pembelajarannya. Namun, tetap porsi paling banyak secara daring. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar