Kadinkes Jateng Yulianto Prabowo menyebut klaster dari pondok pesantren sudah mendapat penanganan. |
Semarang-Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo sudah memetakan ada sembilan pondok pesantren, yang menjadi klaster COVID-19 dan tersebar di sejumlah wilayah. Kasus paling banyak ada di Kabupaten Kebumen, Banyumas dan Cilacap.
Yulianto menjelaskan, dari sembilan pondok pesantren yang melaporkan terjadi penularan COVID-19 itu setidaknya tercatat ada 648 orang harus menjalani isolasi. Proses isolasi dilakukan di pondok pesantren, maupun di tempat karantina yang disiapkan.
Menurutnya, kasus positif COVID-19 di Jateng sebanyak 80 persen disumbang dari klaster pondok pesantren dan perkantoran serta rumah tangga.
"Ada beberapa cara penanganannya seperti yang di Kebumen itu karena persentase yang terpapar banyak, maka dikarantina di situ (pondok). Jadi yang di pondok itu tidak boleh keluar, dan orang luar juga tidak boleh masuk. Kalau yang di Banyumas, itu kita tempatnya di beberapa lokasi," kata Yulianto, Selasa (6/10).
Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah |
Sementara Gubernur Ganjar Pranowo menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan tempat karantina bagi pasien klaster pondok pesantren di wilayah Banyumas maupun Kebumen dan Cilacap. Sehingga, bagi pondok pesantren yang tempatnya tidak luas bisa menggunakan tempat karantina dari Pemprov Jateng.
"Jadi kalau ada yang sifatnya mendadak seperti yang terjadi di Banyumas begitu, kita bisa siapkan. Kemarin rapat dengan Pak Luhut juga sudah dikatakan, kalau perlu ditambah dan mereka tidak mau di tempat sendiri karena kondisinya enggak bagus atau berbahaya boleh ke hotel. Jadi, kita siapkan hotelnya dan PHRI siap membantu," ujar Ganjar. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar