Menteri PUPR Basuki Hadimuljono meninjau lokasi pembangunan dari Politeknik PU di Arteri Soekarno-Hatta Semarang, Kamis (11/6). |
Semarang-Kementerian PUPR semula mendapat anggaran sebesar Rp120 triliun, tetapi karena terjadi pandemi COVID-19 maka dana sebesar Rp44 triliun dikembalikan ke kas negara. Yakni, untuk membantu menangani pandemi COVID-19.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan dengan dana yang masih tersisa itu, pihaknya mencoba menyelesaikan beberapa prioritas pekerjaan. Di antaranya adalah pekerjaan padat karya berupa pembangunan irigasi, jalan dan perumahan sebesar Rp11,6 triliun. Pernyataan itu dikatakannya saat meninjau lokasi pembangunan Politeknik PU di kawasan Arteri Soekarno-Hatta Semarang, Kamis (11/6).
Basuki menjelaskan, pekerjaan yang masih bisa dikerjakan tetap berlanjut dan tidak dihentikan atau ditunda. Untuk beberapa pekerjaan yang masih berjalan itu, mampu menyerap 605 ribu pekerja.
"Dipa PUPR Rp120 triliun menjadi Rp75 triliun, sekitar Rp44 trilun untuk menangani COVID-19. Tendernya ini (gedung politeknik PU) dimulai Oktober 2020 dengan Dipa yang ada di 2020. Jadi, 2020 Dipa-nya sudah ada tapi dikurangi hanya untuk cantolan multiyears 2020/2021," kata Basuki.
Lebih lanjut Basuki menjelaskan, untuk masuk di semester kedua tahun ini pihaknya kembali fokus pada pekerjaan dan target semula. Salah satunya adalah penyelesaian pembangunan Politeknik PU di Semarang, yang tendernya akan dilakukan pada Oktober 2020 nanti dan selesai setahun mendatang.
"Nantinya, lulusan dari politeknik ini akan mendukung kinerja Kementerian PUPR di bidang teknologi jembatan dan jalan, sumber daya air serta bangunan gedung," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar