Seorang pekerja sedang mengisi botol dengan sirup parijoto. |
Semarang-Adalah Triyanto, seorang pelaku UKM sirup parijoto asal Kabupaten Kudus yang meraup untung di tengah wabah COVID-19. Triyanto merupakan mitra binaan PT Phapros, dan berhasil mengolah tanaman endemik Gunung Muria.
Triyanto mengatakan di saat banyak usaha yang gulung tikar, dirinya justru bisa mendulang untung dari hasil penjualan sirup parijoto. Pada pandemi ini, usahanya mengalami peningkatan permintaan dan omzet per bulan meningkat sampai Rp150 juta.
Menurutnya, sebelum ada pandemi per bulan biasanya bisa menghasilkan Rp50 juta.
Triyanto menjelaskan, dirinya menggunakan strategi pemasaran online dan membentuk agen-agen resmi di beberapa wilayah di Indonesia untuk mengenalkan produk sirup parijoto. Masa pandemi ini, dirinya mampu membuka peluang bagi reseller baru sirup parijoto.
"Awalnya, saya hanya memanfaatkan peluang yang ada. Di tempat saya tinggal, buah parijoto ini sangat banyak. Karena rasanya yang kurang enak jika dimakan langsung, maka saya kemudian mengolahnya menjadi sirup pada tahun 2015 dan dijual dalam skala kecil," kata Triyanto dikutip dari rilis.
Lebih lanjut Triyanto menjelaskan, buah parijoto memiliki kandungan flavonoid, tanin, dan saponin. Kandungan dari buah parijoto itu, mampu menjadi antioksidan dan bisa mencegah kanker.
"Sekarang tidak hanya dijadikan sirup, varian lain dari parijoto saya buat teh celup dan teh tubruk parijoto. Saya berterima kasih kepada Phapros, karena saat ini sudah bisa memiliki tempat produksi sendiri," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar