Gubernur Ganjar Pranowo saat berdialog dengan salah satu pegawai pos yang akan mengirimkan paket bantuan kepada masyarakat. |
Semarang-Pemprov Jawa Tengah melalui Baznas menyalurkan dana sebesar Rp2,3 miliar kepada sejumlah pondok pesantren (ponpes) yang ada di provinsi ini dan diserahkan secara simbolis di halaman Masjid Raya Baiturrahman Semarang, Rabu (13/5) siang.
Salah satu pengurus Ponpes Al Mas'udiyah Bandungan, Kabupaten Semarang Muhammad Tohirudin mengatakan saat ini di pondok, ada 240an santri yang tidak pulang ke kampung halaman. Jumlah itu termasuk para pengasuh atau guru, yang juga berasal dari luar provinsi dan tidak bisa pulang ke kampung halaman.
Tohir menjelaskan, di ponpes sebenarnya ada 1.800 santri yang menuntut ilmu dan mayoritas merupakan anak-anak dari warga sekitar atau tidak jauh dari Kabupaten Semarang. Bagi yang rumahnya tidak terlalu jauh dari pondok, diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing dan bukan masuk kategori zona merah COVID-19.
Menurutnya, dengan adanya bantuan yang diterima dari Pemprov Jateng ini diharapkan bisa meringankan beban ponpes di dalam mengurus para santri selama tidak pulang ke kampung halaman.
"Ya Alhamdulillah sangat membantu sekali bagi para santri yang tidak pulang, karena untuk transfer kan sudah berkurang. Sehingga, sangat membantu sekali bagi para santri untuk kelanjutan di hari-hari berikutnya. Sekarang di tempat kami itu, sekitar 240an santri dan juga para pengurusnya. Mereka para santri itu jauh-jauh rumahnya, ada yang luar provinsi juga. Jadinya tidak pulang," kata Tohir.
Gubernur Ganjar Pranowo menjelaskan, bantuan sebesar Rp2,3 miliar dan diambil dari dana Baznas Jateng itu diserahkan kepada seluruh ponpes di provinsi ini. Total ada dua ribuan paket sembako, yang dibagikan kepada para pengurus ponpes.
"Dari catatan yang ada itu totalnya 23 ribu santri lebih, dan tersebar di 400 pondok pesantren. Mereka memutuskan tidak pulang, dan kami memberikan bantuan kepada para santri yang tidak mudik ini," ujar Ganjar. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar