Para tenaga medis memakai alat pelindung diri. Foto: ISTIMEWA |
Semarang-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan secara keseluruhan, kebutuhan alat pelindung diri (APD) di provinsi ini masih mengalami kekurangan. Hal itu juga sudah disampaikan sejumlah bupati/wali kota se-Jateng, saat rapat video conference beberapa hari kemarin.
Ganjar menjelaskan, keterbatasan APD di rumah sakit rujukan bervariasi tidak dan semuanya mengalami hal yang sama. Semisal ada rumah sakit yang kekurangan safety harness, respirator hingga baju pelindung atau Hazmat.
"Kita sudah komunikasikan dengan beberapa pabrikan, kita ajak ngobrol dan lokasinya di Jawa Tengah. Jadi gampang. Tinggal kita pesan beberapa rumah sakit yang ada di Jawa Tengah, kami butuhnya berapa. Sehingga, ini kita siap untuk memesan. Karena, ini butuh waktu seminggu sebenarnya untuk kita pesan. Maka, saya minta rumah sakitnya itu merencanakan. Biasanya perencanaannya sekian disiapkan. Jadi, direport saja, wong darurat kok," kata Ganjar, Jumat (20/3) sore.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, selain pembuatan baju pelindung bagi tenaga medis, dalam waktu dekat pabrik masker di Jateng akan dibangun. Termasuk, pabrik alkohol di Wonogiri diminta menaikkan jumlah produksinya bisa mencapai tiga juta liter per hari.
Pemprov Jateng Terima Bantuan APD
Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah |
Ganjar menyatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan terkait dengan kebutuhan APD yang cukup mendesak. Termasuk, kebutuhan Virus Transport Media (VTM) yang juga banyak diperlukan.
Namun demikian, pihaknya juga sudah menerima bantuan dari BPOM dan beberapa pengusaha yang peduli dengan penanganan dan pencegahan penyebaran virus Korona.
"Alhamdulillah, tadi dari BPOM membantu APD yang bentuknya kayak baju astronot. Terus ada masker, dan kita masih menunggu beberapa sister province yang akan membantu di bidang kedokteran. Para dokternya ingin mengirim masker N95. Ini gerakan-gerakan yang kita direct. Beberapa kawan pengusaha, juga akan memberi bantuan peralatan yang mereka miliki," ujarnya.
Dalam beberapa hari terakhir ini, lanjut Ganjar, terjadi peningkatan pada status orang dalam pemantauan (ODP). Hal itu terjadi, bisa karena tingginya intensitas tracking yang dilakukan Dinas Kesehatan provinsi hingga kabupaten/kota. Termasuk, kesadaran masyarakat yang proaktif memeriksakan diri karena merasa memiliki gejala hampir mirip dengan COVID-19.
"Terdapat dua wilayah di Jateng yang warganya berstatus ODP, yaitu Kota Semarang sebanyak 606 orang dan Kabupaten Temanggung ada 414 orang. Harapannya, masyarakat bisa terus melakukan social distancing dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar