Sejumlah anggota Pramuka sedang belajar teknik pionering, salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai. |
Semarang-Supporting Bidang Teknik Kepramukaan Kwarda Jawa Tengah Muhammad Isnaeni Musyafak mengatakan kegiatan Pramuka memang ada banyak macam, baik yang di dalam ruangan ataupun di luar ruangan. Misalnya pengenalan terhadap lingkungan sekitar, terutama untuk tingkatan Pramuka Penggalang setara siswa SMP.
Isnaeni menjelaskan, di dalam setiap kegiatan kepramukaan yang dilakukan di alam terbuka harus mengikuti prosedur baku. Salah satunya, maksimal 30 siswa harus mendapat pengawasan dari satu pembina sekolah. Bahkan, setiap kegiatan di luar sekolah wajib melaporkan kepada kwartir cabang (kwarcab) setempat. Termasuk, berkomunikasi dengan pihak keamanan dari koramil dan polsek terdekat serta masyarakat di lokasi acara.
Menurutnya, jika setiap prosedur standar sudah dijalankan dan dipatuhi akan meminimalkan terjadinya risiko kecelakaan.
"Yang jelas, itu pembina harus melaihat manajemen risikonya. Apa yang dilakukan adik-adik otomatis, melihat situasi yang ada pada saat itu. Pembina harus melakukan orientasi medan lebih dulu. Jadi, apa yang dilakukan adik-adik itu kira-kira mampu atau tidak. Terus, yang dilihat risikonya. Namanya juga Pramuka, harus merencanakan. Sehingga, otomatis harus melaksanakan sampai dengan evaluasi. Bahkan, kondisi sekarang yang masuk musim hujan harus banyak-banyak antisipasi. Terutama, untuk tidak bermain di daerah aliran sungai," kata Isnaeni, Selasa (25/2).
Lebih lanjut Isnaeni menjelaskan, musibah yang menimpa para anggota Pramuka dari SMP Turi Sleman menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk berhati-hati ketika membuat perencanaan kegiatan. Terlebih lagi, jika berkegiatan di sekitar wilayah sungai. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar