Pemprov Jateng terus melakukan vaksinasi terhadap hewan ternak un tuk mengantisipasi penyebaran Anthraks. |
Semarang-Kepala Distanak Keswan Jawa Tengah Lalu Muhamad Syafriadi mengatakan kasus Anthraks yang terjadi di wilayah Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta perlu mendapat perhatian dari semua pihak. Terutama, untuk mengantisipasi masuknya ternak dari wilayah Gunungkidul ke Jateng.
Lalu menjelaskan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Pemkab Wonogiri dan Klaten serta kabupaten lain yang wilayahnya bersinggungan dengan Yogyakarta terkait kasus Anthraks tersebut. Bahkan, pihaknya juga telah membentuk satuan tugas (satgas) untuk melakukan pemantauan dan pemeriksaan terhadap hewan-hewan ternak yang ada di Jateng.
Pihaknya, jelas Lalu, terus melakukan vaksinasi hewan ternak di daerah-daerah yang potensial terjangkit penyakit Anthraks.
"Kita juga melakukan vaksinasi di daerah-daerah yang terancam. Kemudian yang terpenting, peningkatan kualitas pengawasan lalu lintas ternak yang memasuki Jawa Tengah. Khususnya yang dari Gunungkidul. Kami juga minta para peternak, segera melaporkan bila ada gejala-gejala ternak yang terkena Anthraks. Kita sebenarnya setiap tahun, juga melakukan vaksinasi hewan ternak di daerah yang teridentifikasi Anthraks," kata Lalu, Senin (20/1).
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menambahkan jika provinsi ini merupakan salah satu daerah di Indonesia yang belum sepenuhnya bebas dari penyakit Anthraks. Sebab, Jateng memiliki populasi hewan ternak yang cukup banyak jumlahnya dan tersebar di sejumlah daerah.
Yulianto menyebutkan, penularan Anthraks bisa melalui beberapa dan tergantung dari masuk serta menginfeksi bagian tubuh manusia yang mana. Sehingga, bakteri Bacillus Anthracis akan masuk lewat perantara dari bagian tubuh manusia yang menyentuh hewan ternak positif terkena Anthraks.
"Anthrax itu dari sapi atau kambing, yang biasanya dikonsumsi manusia. Kalau dikonsumsi manusia, kuman Anthraxnya itu bisa menyerang saluran pencernaan. Tapi kalau kontak langsung dengan kulit, ya jadi Anthrax kulit. Biasanya bisa berujung pada kematian, dan banyak kasus kematian karena Anthrax. Di Jawa Tengah juga pernah ada kasusnya, dan secara geografis memang Jawa Tengah itu masih endemis dan belum bebas. Karena, itu terkait dengan populasi hewan ternak," ucap Yulianto.
Yulianto lebih lanjut menjelaskan, apabila ada hewan ternak dari daerah endemis Anthrax masuk ke Jateng harus diantisipasi. Terutama, di pos-pos pemeriksaan hewan harus dilakukan pemantauan secara ketat. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar