Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Jateng Sarwa Pramana (kiri) meninjau ke salah satu markas PMI. |
Sarwa menjelaskan, salah satu yang memungkinkan dan bisa dilakukan di seluruh kabupaten/kota di provinsi ini adalah pembuatan gethek atau perahu kecil terbuat dari bilah-bilah bambu sebagai sarana evakuasi bagi warga. Selain itu juga, tempat-tempat dan jalur pengungsian warga harus sudah disiapkan.
Menurutnya, dengan kearifan lokal di daerah masing-masing sangat dibutuhkan dalam upaya memitigasi bencana alam. Tidak hanya banjir, tetapi juga ancaman kebencanaan lainnya.
"Sehingga, perlu ada kearifan lokal untuk didorong. Mulai hari ini, saya minta kepada bupati/wali kota paling tidak menyiapkan gethek untuk bisa dipakai untuk evakuasi. Kedua, siapkan ban dalam mobil atau truk yang besar. Nanti suatu saat banjir, itu bisa dibagikan. Ketiga, hidupkan siskamling untuk antisipasi terjadi bencana alam di malam hari. Baik itu banjir, atau tanah longsor," kata Sarwa, Jumat (3/12).
Sarwa lebih lanjut menjelaskan, pada saat terjadi bencana banjir yang paling penting diperhatikan adalah jangan menempatkan para pengungsi di tenda-tenda. Terutama, dengan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan pengungsi berada di luar ruangan dengan terpaan air secara langsung.
"Sebaiknya gunakan aula atau balai desa, untuk menampung para pengungsi. Saya juga sudah minta PMI di kabupaten/kota, untuk selalu siaga penuh di musim hujan sekarang ini," jelasnya.
Sementara itu, lanjut mantan kalahar BPBD Jateng, pemprov masih mempunyai dana peduli bencana kurang lebih Rp600 juta. Termasuk, dana tak terduga sekira Rp23 miliar. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar