Iis Widya Harmoko Prakirawan BMKG Semarang |
Semarang-Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Kelas 1 Semarang Iis Widya Harmoko mengatakan hujan deras yang mengguyur di wilayah Jawa Tengah, dipengaruhi aktivitas gelombang Atmosfer Madden Julian Ocillatin (MJO) fase basah. Sehingga, curah hujan akan lebih tinggi dan dampaknya terjadi banjir di sejumlah wilayah.
Dengan adanya fenomena MJO itu, jelas Iis, warga Jateng harus waspada terhadap potensi terjadi bencana banjir karena intensitas curah hujan meningkat. Rerata, hujan turun dengan intensitas 158 milimeter per hari.
Menurutnya, fenomena MJO tidak hanya terjadi wilayah Jateng saja tetapi berada di seluruh wilayah di Indonesia.
Iis menjelaskan, fenomena Atmosfer MJO saat ini terbentuk memanjang di sekitar Pulau Jawa dan membentuk pola siklonik di sekitar benua Asutralia. Fenomena atmosfer MJO juga memerkuat terbentuknya awan Cumulonimbus, yang berpotensi menambah curah hujan.
"Fenomena MJO ini merupakan sebuah sirkulasi udara, dengan periode antara 30-60 hari. Yang saat ini melewati kita adalah MJO fase basah. MJO fase basah ketika melewati musim hujan, tentu saja akan berpotensi menambah curah hujan. Kalau MJO fase kering ketika melewati musim hujan, akan mengurangi curah hujan," kata Iis, kemarin.
Lebih lanjut Iis menjelaskan, fenomena atmosfer MJO diperkirakan masih terjadi sepekan ke depan di wilayah Jateng. Sehingga, masyarakat diminta lebih waspada terhadap potensi terjadinya bencana alam berupa banjir dan tanah longsor. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar