Semarang-Koordinator Wilayah Program Keluarga Harapan (PKH) Jateng II Arif Rohman Muis mengatakan ribuan keluarga yang tadinya penerima PKH, saat ini kondisinya sudah mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari secara mandiri. Ke-40 ribu Keluarga Penerima Manfaat (PKM) dari PKH yang ada di Jateng mengundurkan diri dengan kesadaran sendiri.
Arif menjelaskan, hingga Oktober 2019 kemarin sebanyak 24 ribu KPM PKH graduasi kategori mampu dan sisanya graduasi mandiri. Graduasi mampu artinya sudah mampu secara ekonomi, dan layak keluar sebagai KPM PKH. Sedangkan graduasi mandiri, keluar sebagai penerima KPM PKH karena sadar sudah tidak layak mendapat bantuan.
Menurutnya, adanya penempelan stiker PKH di setiap rumah penerima bantuan pemerintah dipandang cukup efektif. Sehingga, masyarakat sekitar bisa mengetahui dan memantau siapa saja warga di sekitarnya yang mendapat bantuan dari pemerintah.
"Memotivasi mereka untuk bisa melakukan perubahan, baik di pendidikan maupun kesehatan dan kehidupan. Kalau mereka bisa melakukan pola perubahan kehidupan, kami arahkan mereka untuk memiliki sebuah usaha. Tapi sebelum mereka membikin usaha, kita ajak diskusi mau buka usaha apa. Saat mereka punya ide, kami evaluasi kira-kira bisa berkembang atau tidak dan bagaimana permodalannya. Setelah jalan dan usaha berkembang, nanti kami bantu dengan pelatihan dan modal. Kita biasanya modal kan dimulai dari iuran di dalam kelompok itu, biasanya modal iuran tidak banyak. Jadi, kalau tidak bisa berkembang itu jatuh. Tapi, kalau berkembang ya kita dorong terus," kata Arif, belum lama ini.
Lebih lanjut Arif menjelaskan, sebagai Korwil PKH Jateng II pihaknya terus menyelenggarakan pelatihan dan pemberdayaan masyarakat untuk bisa meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Misalnya, dengan mengajak warga kurang mampu belajar keterampilan berwirausaha. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar