Kepengurusan Komisariat REI Kota Semarang yang baru dilantik DPD REI Jateng, Rabu (11/9). |
Semarang-Ketua Komisariat REI Semarang Ahmad Arifin mengatakan kuota Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sudah habis, dan membuat banyak pengembang rumah murah kesulitan merealisasikan penjualan rumahnya. Sudah habisnya kuota kredit untuk rumah bersubsidi itu, membuat para pengembang semakin tertekan.
Menurutnya, pemerintah perlu memerhatikan dan mendengarkan masukan dari pengembang rumah sederhana terkait dengan penambahan kuota kredit rumah FLPP. Terlebih lagi, sisa waktu 2019 hanya tingga empat bulan dan akan sulit merealisasikan penjualan unit rumah.
Ahmad Arifin menjelaskan, meski ada Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabung (BP2BT), tetapi belum bisa dirasakan langsung bagi para pengembang. Sebab, dana BP2BT dari Bank Dunia itu masih ada di Satuan Kerja (Satker). Sehingga, sulit dalam pencairannya.
"Kita semua anggota REI sudah membangun sedemikian banyak rumah sederhana, tapi ternyata kuota kreditnya habis. Oleh karena itu, kita karena tidak ada kepastian kapan ada kuota tambahan sehingga kita harus mencari solusi. Teman-teman yang sudah kadung membangun rumah, bisa tetap melakukan realisasi kredit penjualan atau akad kredit," kata Ahmad Arifin di sela pelantikan pengurus Komisariat REI Semarang, Rabu (11/9).
Lebih lanjut Ahmad Arifin menjelaskan, BP2BT yang sulit untuk direalisasikan itu hampir sama dengan pemberian bantuan uang muka dari pemerintah beberapa waktu lalu. Saat itu, pemerintah memberi bantuan uang muka sebesar Rp4 juta per unit rumah sederhana. Namun, kenyataan di lapangan sulit dalam proses pencairan. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar