Sejumlah pengendara tampak melintas di Kampung Melayu dengan la tar Masjid Menara yang kokoh menjulang. |
Semarang-Lurah Dadapsari, Sri Winarni mengaku senang wilayahnya masuk dalam pengembangan kawasan wisata Kota Lama Semarang.
Menurutnya, Kampung Melayu yang ada di wilayahnya mempunyai ikon yang cukup unik. Yaitu Masjid Layur atau Masjid Menara, masjid peninggalan para pedagang dari Arab dan Gujarat.
Kampung Melayu, jelas Winarni, dulunya didiami mayoritas warga berdarah Arab dan Melayu.
Menurutnya, jika Kampung Melayu masuk dalam masterplan pengembangan Heritage Kota Lama, maka perlu adanya sentuhan perbaikan dari rumah-rumah kuno tersebut. Karena, keberadaan rumah-rumah kuno itu terbengkalai akibat pewarisnya tidak memiliki dana untuk perbaikan.
Warga Kampung Melayu, jelas Winarni, akan siap untuk memberikan dukungan kepada Pemkot Semarang dalam upaya pengembangan kawasan Kota Lama sebagai wisata sejarah.
"Kampung Melayu ini memang ikon di Kelurahan Dadapsari, karena Kampung Melayu ini mungkin sebagai cikal bakal sejarah dari Kota Semarang. Menurut saya, heritage Kota Semarang yang termasuk di dalamnya Kampung Melayu sangat bagus. Karena, untuk menambah khasanah dunia pariwisata di Kota Semarang," kata Winarni, kemarin.
Lebih lanjut Winarni menjelaskan, dengan memasukkan Kampung Melayu menjadi wisata sejarah di Kota Semarang akan ada harapan baru bagi warganya. Terutama, dalam upayanya mengangkat derajat kehidupan masyarakat sekitar.
"Warga di Kampung Melayu itu sebagian besar usahanya jualan alat pancing, sama usaha kecil-kecil buat plat nomor. Kalau dijadikan kawasan wisata, tentu akan ada nilai tambah bagi warga dengan jualan kuliner atau kerajinan," tandasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar