Sales perumahan di Kota Semarang menawarkan produknya kepada salah satu pengunjung di Atrium Mal Ciputra, Kamis (1/8). |
Semarang-Penjualan rumah menengah atas atau rumah mewah yang ada di Kota Semarang, kebanyakan pembelinya adalah end user atau ditempati sendiri. Sedangkan pembeli untuk investasi atau disewakan, jumlahnya tidak terlalu banyak.
Ketua Property Expo Semarang Dibya Hidayat mengatakan sejak awal tahun hingga semester pertama ini, penjualan rumah menengah atas memang diakui masih stabil. Bahkan, penjualannya jauh lebih baik bila dibandingkan dengan segmen rumah menengah ke bawah.
Menurutnya, harga jual rumah mewah Rp1 miliar lebih masih bisa terjangkau kalangan menengah atas karena perekonomiannya lebih stabil.
Dibya menjelaskan, kebanyakan pembelinya memilih upgrade rumah sebelumnya dan akan ditempati sendiri. Sedangkan yang memilih menginvestasikan, jumlahnya tidak terlalu banyak di Kota Semarang.
"Kebanyakan bukan pembeli baru, biasanya sudah rumah kedua. Upgrade rumah istilahnya. Kalau untuk investasi mungkin di Semarang tidak terlalu banyak, tapi pasti ada. Hanya jumlahnya tidak banyak. Kalau untuk investasi kan tidak untuk ditempati, misal disewakan. Tapi, biasanya rumah menengah atas ditempati sendiri," kata Dibya di sela pembukaan Property Expo Semarang kelima di Atrium Mal Ciputra, Kamis (1/8).
Lebih lanjut Dibya menjelaskan, para pengembang rumah menengah atas memilih lokasi di bagian selatan dan barat Kota Semarang. Namun, kebanyakan wilayah selatan paling diminati.
"Selatan itu mungkin wilayah bukit, dan viewnya lebih menjual. Bebas banjir juga jadi salah satu alasannya," jelasnya.
Sementara itu, pada pameran rumah Property Expo kelima ini diikuti 11 pengembang rumah segmen menengah ke bawah. Yakni, harga rumah di bawah Rp1 miliar. Penyelenggara menargetkan penjualan sebanyak 70 unit rumah. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar