Mutrofin, ketua paguyuban, menunjukkan sarang madu yang siap untuk dipanen. |
Semarang-Ketua Paguyuban Kampung Madu Tegalombo Desa Ngargoretno, Mutrofin mengatakan banyaknya lebah atau tawon yang ada di desanya harus bisa dijadikan sebagai potensi ekonomi. Sehingga, mampu mengangkat kesejahteraan masyarakat sekitar.
Menurutnya, Desa Ngargoretno di Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang yang berada di kawasan Bukit Menoreh menyimpan banyak potensi ekonomi unggulan. Salah satunya adalah produksi madu rambutan, dan hasil madunya sudah terjual hingga ke Sulawesi.
Mutrofin menjelaskan, di desanya ada sekira 15 orang yang membudidayakan tawon madu jenis cenara. Budidaya tawon madu cenara ini sudah dilakukan sejak 2016.
Sebelum membudidayakan tawon madu cenara di pekarangan rumah, jelas Mutrofin, tawon-tawon madu cenara itu membangun sarangnya di atas pohon.
Dengan banyaknya tawon madu cenara yang dibudidayakan, lanjut Mutrofin, juga mampu mendatangkan wisatawan ke desanya. Sebab, banyak kelompok wisata yang datang dan ingin mencicipi makan madu langsung dari kotak sarangnya.
"Sensasinya asyik kalau makan di sini, dan bisa menyaksikan panennya. Jadi, kepercayaan kita nomor satukan. Misalnya orang yang beli itu percaya madu asli itu harganya mahal, dan kita tidak berani untuk menjual madu yang dikemas. Ini jenis madu rambutan, dan tawonnya dari jenis cerana. Biasanya, tiga bulan baru panen," kata Mutrofin saat ditemui belum lama ini.
Sementara, jelas Mutrofin, untuk pemasaran produk madu beserta sarangnya dijual ke wilayah Kabupaten kebumen dan Purwokerto. Bahkan, pihaknya juga memenuhi permintaan sampai ke Sulawesi.
"Penjualannya dengan menggunakan jejaring media sosial, mas. Tapi kami tidak jual madu botolan," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar