Seorang prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Semarang menunjuk- kan potensi awal masuk musim hujan di wilayah Jateng. |
Semarang-BMKG memerkirakan, musim hujan di wilayah Jawa Tengah baru dimulai pada Oktober 2019. Dengan kata lain, musim hujan mengalami pemunduran waktu antara 1-2 dasarian atau 20 hari karena pengaruh suhu perairan.
Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Semarang Tuban Wiyoso mengatakan musim hujan pada tahun ini, memang diprediksi mengalami pergeseran. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data serta perkembangan kondisi fisis atmosfer regional maupun global, memengaruhi kondisi iklim di wilayah Jateng.
Tuban menjelaskan, awal musim hujan paling awal diperkirakan terjadi pada Oktober 2019 dasarian I. Hanya saja, hujan baru turun merata di seluruh wilayah Jateng pada November 2019.
Menurutnya, wilayah Jateng yang memasuki musim hujan paling akhir adalah sebagian wilayah Kabupaten Jepara dan sebagian wilayah Demak hingga Kudus.
"Hujannya mundur sekitar 1-2 dasarian. Dari sifatnya, umumnya normal. Normal itu artinya curah hujannya sama, atau hampir sama dengan rata-ratanya. Ada yang di bawah normal, tapi tidak terlalu banyak hanya sebagian. Jadi, sebagian besar normal. Pada 2018 juga umumnya, tapi juga ada yang di bawah normal," kata Tuban, Kamis (29/8).
Tuban lebih lanjut menjelaskan, untuk sifat hujan di wilayah Jateng diperkirakan normal. Yakni, antara 85-115 persen terhadap reratanya. Namun, ada juga wilayah di Jateng yang sifat hujannya di bawah normal sekira 21,8 persen terhadap reratanya.
"Kalau puncak musim hujannya, diperkirakan baru terjadi pada Desember 2019. Tapi masih sebagian kecil di wilayah selatan Cilacap. Sementara lainnya, puncak musim hujan baru terjadi antara Januari-Februari 2020," jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Tuban, pihaknya mengimbau kepada masyarakat Jateng untuk mewaspadai potensi angin kencang dengan disertai petir saat hujan lebat. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar