Petugas BKIPM Semarang dibantu Ditpolair Polda Jateng bersiap me- lakukan penglepasliaran benih Lobster di Perairan Karimunjawa. |
Semarang-Upaya penyelundupan ikan Indonesia masih terus terjadi, dan merugikan negara karena nilai dari penyelundupan itu cukup besar. Misalnya benih Lobster yang diselundupkan sejak 2015 sampai Juni 2019, nilai potensi kerugiannya bisa mencapai Rp1,37 triliun.
Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rina mengatakan kasus penyelundupan sumber daya laut Indonesia, terutama ikan masih terus terjadi. Padahal, sosialisasi dan operasi pengawasan terus dilakukan pemerintah.
Rina menjelaskan, para pelaku penyelundupan ikan dan hasil perikanan laut bisa dijerat dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan dan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.
Menurutnya, kasus penyelundupan yang sering terjadi adalah penyelundupan benih Lobster dan disusul kepiting bertelur serta benih ikan Arwana.
"Kita bisa gagalkan penyelundupan, karena ini kan sumber daya ikan, plasma nutfah Indonesia. Harus kita kembalikan ke alam. Tentu saja, kita akan memilih lokasi yang cocok untuk dia hidup dan aman. Jangan sampai kami lepas pagi, nanti sore ada yang ngambil. Kita pilih lokasi yang ada pengawasannya, cocok untuk dia berkembang dengan baik dan masyarakatnya mau sama-sama menjaga," kata Rina, baru-baru ini.
Lebih lanjut Rina menjelaskan, pihaknya akan terus melakukan patroli rutin dan pengawasan yang ditingkatkan. Sehingga, kasus penyelundupan tidak lagi terjadi.
Sementara, terkait dengan kelestarian sumber daya ikan, pihaknya menjalankan program sestocking di setiap unit pelaksana teknis (UPT) di seluruh wilayah di Indonesia.
Belum lama ini, jelas Rina, pihaknya sudah menyebar benih-benih ikan di sejumlah waduk. Tujuannya, untuk mengoptimalkan kembali sumber daya ikan. Terutama ikan lokal.
"Bulan kemarin kita restocking 1,2 juta benih ikan lokal di Waduk Sremo, Kulon Progo, Yogyakarta. Terus di Semarang, juga restocking 300 ribuan ikan Tawes. Di Waduk Riam Kanan Kalimantan Selatan kita restocking 180 induk ikan Arwana Red Banjar," tandasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar