Seorang salah perumahan menawarkan produknya kepada calon pem beli di pameran rumah di Mal Paragon, Rabu (10/7). |
Semarang-Dalam tiga bulan terakhir ini, pasar properti yang ada di Kota Semarang khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya mengalami penurunan penjualannya. Bahkan, tiga kali pameran perumahan yang digelar sejak awal tahun kemarin kondisinya di luar harapan pengembang.
Ketua Property Expo Semarang Dibya Hidayat mengatakan dari tiga kali pameran yang digelar di Kota Semarang, potensi penjualannya tidak sampai tembus 60 unit. Bahkan, di tiga bulan terakhir yang berbarengan dengan pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019, penjualan perumahan cenderung stagnan.
Manurutnya, setelah pelaksanaan pemilu selesai diharapkan bisa mendongkrak potensi penjualan perumahan yang ada di Kota Semarang.
Sebab, jelas Dibya, penurunan potensi penjualan terjadi di semua segmen perumahan.
"Masa wait and see seharusnya sudah selesai, karena kemarin market itu selalu menunggu terus. Sekarang kita lihat di pameran kali ini, sampai nanti jelang akhir tahun. Kita harapkan penjualannya bisa mencapai di angka-angka yang memuaskab. Karena selama ini, kami merasa ada sesuatu yang tidak beres sama jumlah permintaan perumahan," kata Dibya, Rabu (10/7).
Dibya lebih lanjut menjelaskan, sebenarnya permintaan perumahan masih cukup tinggi. Hanya saja, banyak calon pembeli yang kemudian memilih menunda pembelian rumah.
"Yang susah itu adalah untuk merealisasikan menjadi sebuah transaksi. Harga sebenarnya memang tidak ada masalah, mungkin ya karena iklim politik dalam negeri," jelasnya.
Dibya berharap, pada semester kedua tahun ini pasar properti di Kota Semarang sudah membaik. Sehingga, mampu memberikan angin segar bagi para pengembang perumahan.
Diketahui, Property Expo Semarang ke-4 mulai dibuka 10-21 Juli 2019 di Atrium Mal Paragon dan diikuti delapan pengembang. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar