Gubernur Jateng Ganjar Pranowo ditemani Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jumeri saat berkunjung ke SMA Negeri 1 Semarang. |
Semarang-Penerapan sistem zonasi dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMA negeri, menjadi upaya pemerintah untuk menyamakan kualitas pendidikan di Tanah Air. Sehingga, di dalam PPDB tingkat SMA tahun ini bukan hanya nilai sebagai acuan tetapi difokuskan pada jarak tempat tinggal siswa atau zonasi.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan menjadi sangat penting bagi orang tua dan sekolah untuk saling berkolaborasi, untuk bisa memoles potensi siswa. Baik dengan latar belakang siswa nilai rendah, maupun siswa memiliki nilai tinggi.
Menurutnya, tantangan sekolah pada tahun ajaran ini sangat berat untuk bisa mengangkat prestasi siswa dan meningkatkan kecerdasan para siswa didiknya.
oleh karena itu, jelas Ganjar, pelabelan siswa pintar dan siswa bodoh harus dihapus. Karena, tidak ada siswa bodoh dan yang ada adalah siswa malas.
"Untuk di SMA 1 Semarang ini menarik, karena ada yang punya nilai 17 dan bisa masuk. Lalu mereka bergabung dengan teman-teman yang lain. Di SMA 1 Semarang ini varian nilainya banyak. Menjadi tantangan bagi sekolah, untuk membawa anak-anak bisa berprestasi. Orang tuanya saya titipi, bahwa anak-anak mau mungkin tidak pintar di soal akademik tapi pintar di seni dan olahraga serta sebagainya," kata Ganjar saat berkunjung ke SMA Negeri 1 Semarang, kemarin.
Ganjar lebih lanjut menjelaskan, di SMA Negeri 1 Semarang siswa yang diterima sebanyak 432 siswa dan 259 siswa di antaranya masuk dari zonasi.
0 komentar:
Posting Komentar