Kompleks PLTU Tanjung Jati B Jepara terlihat di waktu malam. |
Semarang-Progres pembangunan PLTU Tanjung Jati B Jepara unit 5 dan 6, saat ini sudah mencapai 55-60 persen. Berjalan pelan tapi pasti, pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara itu akan siap memasok listrik di wilayah Jawa-Bali pada September 2021 mendatang.
Asmen Komunikasi PLTU Tanjung Jati B Jepara Grahita Muhammad mengatakan nantinya, produksi listrik yang bisa dihasilkan setelah unit pembangkit beroperasi penuh adalah 4,640 MW. Kapasitas produksi itu jauh lebih besar jika dibandingkan Paiton di Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, yang hanya sekira 4.100 MW serta PLTU Suralaya di Banten sekira 3.800-3.900 MW.
Menurutnya, apabila seluruh unit di PLTU Tanjung Jati B Jepara sudah beroperasi penuh maka bisa menopang antara 14-15 persen kelistrikan di wilayah Jawa-Bali.
Grahita menjelaskan, produksi litrik yang dihasilkan PLTU Tanjung Jati B Jepara itu dijamin bisa mencukupi kebutuhan listrik untuk industri Jawa-Bali. Termasuk nantinya ketika produksi masal mobil dan sepeda motor listrik sudah mulai banyak.
"Jadi, Insya Allah 2021 kebutuhan listrik nasional yang sangat bertumpu pada pembangunan unit 5-6 atau Jawa 4 ini akan sesuai dengan rencana. Ini kompleks pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara. Jepara ini menjadi salah satu tulang punggung kelistrikan nasional, terutama Jawa-Bali selain di Paiton dan Suralaya," kata Grahita, Rabu (15/5).
Lebih lanjut Grahita menjelaskan, pembangunan unit 5 dan 6 sebenarnya sudah dimulai sejak 2017 lalu. Dari kedua unit itu, nantinya dijadwalkan beroperasi pada 2021 dan 2022.
"Dari kedua unit pembangkit listrik itu, akan menghasilkan 2x1.000 MW. Total seluruhnya mencapai 4.640 MW," jelasnya.
Sementara, lanjut Grahita, bahan baku di PLTU Tanjung Jati B Jepara berasal dari Kalimantan dan kebutuhan per bulannya mencapai 24 ribu ton atau setara delapan juta ton setahun untuk memenuhi kebutuhan empat pembangkit. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar