Gubernur Ganjar Pranowo (kanan) dan Wali Kota Hendrar Prihadi ber- maafan sebelum menjalankan ibadah puasa Ramadan. |
Semarang-Madd captionomentum bulan puasa bisa menjadi sarana, untuk rekonsiliasi dan melupakan perbedaan ketika pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) kemarin. Sehingga, di Ramadan ini tidak ada lagi perbedaan di tengah masyarakat.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pada momentum Ramadan ini, setidaknya bisa dimanfaatkan untuk kembali menjalin tali silaturahim. Kembali membangun komunikasi dan menjalin persaudaraan sebagai sesama muslim
menurutnya, pada masa bulan suci Ramadan ini semua hal bisa dilakukan bersama. Mulai dari buka puasa bersama, dan ibadah salat tarawih bersama.
"Memasuki Ramadan, pikiran dan perkataan sama hatinya semuanya harus bersih. Bersih ucapannya dan perkataannya. Setidaknya ini adalah awal yang nanti akan membikin masyarakat di Kota Semarang dan Jawa Tengah serta Indonesia, ayem tentrem. Mari kita memaknai Ramadan untuk berbuat baik, dan kita sambung lagi tali silaturahim engga usah miki pilpres dan pileg. Maka tugas kita sekarang menggandeng masyarakat, yuk kita buka piasa bersama dan salat tarawih bersama," kata Ganjar, Senin (6/5).
Ganjar lebih lanjut menjelaskan, perbedaan saat pemilu kemarin tidak perlu diungkit lagi. Sehingga, Ramadan menjadi momentum yang tepat untuk berjabat tangan dan berangkulan saling berkasih sayang.
"Yang masak kolak dibanyakin, tetangganya dikasih ajak buka bareng. Saya bayangkan juga para caleg dan tim sukses yang kemarin beda pilihan berdiri dalam satu shaf salat tarawih, duduk bareng berdampingan mendengarkan ceramah. Suasananya jadi adem dan bahagia," pungkasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar