Para pembicara dan peserta diskusi "Media Bermutu Untuk Pemilu" foto bersama usai acara, Selasa (16/4). |
Semarang-Sebelum masuk hari H pencoblosan, masyarakat banyak dibingungkan dengan beredarnya informasi menyesatkan di media sosial. Bahkan, isu hoax juga masih bertebaran di lini masa dan sulit dibedakan dengan fakta sebenarnya.
Ketua PWI Jawa Tengah Amir Machmud mengatakan di masa tenang dan menjelang pencoblosan ini, media masa harus bisa memberikan kesejukan dan keteduhan bagi masyarakat. Hal itu dikatakannya dalam diskusi bertema "Media Bermutu Untuk Pemilu" yang diadakan Direktorat Intelkam Polda Jateng bekerjasama dengan Forum Wartawan Pemprov dan DPRD di Hotel MG Setos Semarang, Selasa (16/4).
Menurutnya, dengan membangun dan memberikan pemberitaan yang menyejukkan, maka media massa di Jateng ikut berkontribusi menciptakan suasana tenang dan tidak membuat kepanikan di tengah masyarakat menjelang coblosan.
Amir menjelaskan, media massa dan juga jurnalis di provinsi ini harus berupaya menciptakan kepercayaan kepada publik dengan membuat berita yang berkualitas. Sehingga, berita yang disajikan itu bisa membuat masyarakat tenang sebelum menentukan pilihannya.
"Caranya ada, di antaranya memberikan konstruksi pemberitaan yang memberikan dorongan kepada mereka untuk secara serius melaksanakan tahapan pelaksanaan dari pemilu ini sebagai sesuatu yang betul-betul nanti jauh dari kecurigaan-kecurigaan. Media menurut saya dalam satu hari ini menganggap harus cooling down betul, supaya nanti konflik horisontal tidak akan terjadi," kata Amir.
Lebih lanjut Amir menjelaskan, media massa sebagai pilar keempat demokrasi harus bisa menjalankan fungsi dan perannya. Terutama, dalam rangka mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya di Pemilu 2019 dan mencegah golput.
"Media bisa menghindarkan masyarakat dari titik kulminasi pemilu," jelasnya.
Terpisah, Kanit I Kasubdit I Dit Intelkam Polda Jateng AKBP Warseno menjelaskan, media massa di provinsi ini harus tetap menjaga jatidirinya sebagai kontrol sosial.
"Di tengah makin maaifnya berita palsu dan informasi ujaran kebencian, maka peran media sangat vital untuk ikut menangkalnya. Media bisa menjadi tempat rujukan informasi yang benar sesuai fakta," ujar Warseno. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar