Pewarta Semarang yang tergabung dalam Sindikat Anti Hoax Jateng melakukan aksi simpatik di Jalan Pahlawan, Jumat (5/4). |
Semarang-Pemilu 2019 ramai dipenuhi dengan informasi-informasi hoax atau ujaran kebencian, dan membuat masyarakat bingung membedakan berita yang sebenarnya. Oleh karena itu, pewarta Semarang yang tergabung dalam Sindikat Anti Hoax Jawa Tengah menggelar aksi simpatik di Jalan Pahlawan mengajak masyarakat ikut memerangi konten hoax, Jumat (5/4).
Koordinator Sindikat Anti Hoax Jateng Agus Hermanto mengatakan selama masa pemilu ini, banyak informasi hoax tersebar di media sosial (medsos) dan paling banyak melalui Facebook. Konten-konten hoax yang disebar lewat medsos itu akan semakin gencar menyerang masyarakat, hingga memasuki hari tenang nanti pada 14-16 April 2019.
Menurutnya, masyarakat diminta tidak mudah terhasut dengan informasi-informasi hoax sepanjang berlangsungnya pemilu tahun ini.
Agus menjelaskan, para pewarta Semarang berupaya sesuai dengan perannya untuk membentengi masyarakat dari paparan hoax. Sehingga, masyarakat lebih memercayai pemberitaan yang dibuat sesuai dengan kaidah jurnalistik.
"Para jurnalis ini juga memiliki tanggung jawab yang besar, untuk berperan dalam kegiatan itu. Sehingga, pesta demokrasi nanti benar-benar bisa berjalan sesuai dengan amanat konstitusi. Pemilu juga bisa berlangsung dengan lancar, aman dan kondusif. Sehingga, mampu menghasilkan wakil-wakil rakyat dan pemimpin bangsa yang yang dipercaya dan membawa kebaikan untuk Indonesia lima tahun ke depan," kata Agus.
Lebih lanjut Agus menjelaskan, pada hari tenang nanti masyarakat juga bisa menjaga jari-jarinya untuk tidak ikut menyebarkan konten hoax lewat medsos yang dimilikinya.
"Paling penting itu saring sebelum disharing. Jadi, biar tidak ikut menyebarkan hoax untuk mengklarifikasi berita itu dulu," jelasnya.
Ketua Forum Wartawan Pemprov dan DPRD Jateng Damar Sinuko menambahkan, Jateng merupakan wilayah yang strategis untuk penyebaran hoax. Sebab, menjadi sasaran dari kemenangan para pasangan calon (paslon) di pemilihan presiden.
"Kita prihatin, karena hoax ini begitu masif beredar di media sosial. Bahkan, kabar hoax terbaru ada server KPU yang disetting untuk memenangkan salah satu pasangan calon. Ini hoax yang luar biasa," ucap Damar.
Oleh karena itu, lanjut Damar, sebagai pewarta juga berkewajiban untuk memerangi hoax dengan menyajikan berita sesuai fakta sebenarnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar