Semarang-Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, Indonesia berada di peringkat ketiga negara yang memiliki beban penderita Tuberkulosis (TB) terbanyak setelah India dan Tiongkok.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan penanggulangan penyakit TB merupakan salah satu program prioritas di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit, namun pada 2018 kemarin masih rendah angka temuan baru untuk pasien atau penderita TB di Jateng.
Menurutnya, salah satu permasalahan dalam program penanggulangan TB adalah Missing Cases atau adanya kesenjangan antara jumlah pasien TB yang ditemukan dan diobati dengan jumlah pasien yang dilaporkan.
Yulianto menjelaskan, data penemuan penderita TB di Jateng pada 2018 itu masih separuhnya. Sehingga, masih ada missing cases terhadap temuan penderita TB baru di Jateng.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan TB, lanjut Yulianto, diberlakukan setiap fasilitas kesehatan wajib memberikan pelayanan TB. Fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan TB, wajib mencatat dan melaporkan kasus TB yang ditemukan atau diobati.
"Kita angka temuan TB-nya baru 50 persen dari estimasi. Untuk Jawa Tengah estimasinya adalah 288 kasus per 100 ribu penduduk. Kita baru bisa menemukan separuhnya. Angka sucsess rate-nya juga rata-rata masih di bawah 90 persen," kata Yulianto, Rabu (27/3).
Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, untuk bisa mencapai angka 90 persen dari estimasi yang ditetapkan, pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan kabupaten/kota di provinsi ini. Sehingga, sisa pekerjaan yang ada bisa diselesaikan.
"Saya juga terus minta teman-teman di daerah terus masif dan kontinyu, untuk mengeliminasi TB. Harapan kita semua, target bisa tercapai," tandasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar