Sejumlah pelaku seni di Semarang memeringati Hari Teater Dunia di Kampung Ngadirejo, Mijen. |
Semarang-Dalam rangka memeringati Hari Teater Dunia (Hatedu), sejumlah pelaku kesenian teater di Semarang menggelar aksi di di Kelurahan Ngadirgo, Kecamatan Mijen, Semarang, belum lama ini. Rangkaian kegiatan perayaan Hatedu diselingi dengan prosesi "Mbalekne Lumpang", yakni para pelaku kesenian mengirab lumpang/lesung menuju ke Sendang Sekotes di wilayah kelurahan Ngadirgo.
Penggagas kegiatan Hatedu, Widyo "Babahe" Leksono mengatakan lumpang itu sebelumnya dijamas dengan berbagai aksi teatrikal bersama, dan seorang pelaku seni menjadi manusia lumpur yang dibersihkan dengan air sendang.
Menurut cerita setempat, masyarakat di Kelurahan Ngadirgo sudah lama tidak menggunakan lumpang sebagai penumbuk padi jadi beras.
"Lumpang ini menjadi simbol untuk kita memertahankan kultur agraris di masyarakat kita. Dalam prosesi itu, juga terdapat simbol air sebagai sarana menyucikan segala noda pada manusia," kata Widyo, Jumat (29/3) kemarin.
Widyo menjelaskan, dalam cerita masyarakat setempat terdapat beberapa pesan tentang lumpang itu. Dengan mengembalikan fungsi lumpang, menjadi pengingat untuk semua orang bahwa lahan pertanian semakin menyempit dan tergerus banyaknya perumahan yang dibangun.
"Kegiatan Hatedu Semarang digelar sejak 24 Maret hingga 31 maret," tandasnya. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar