Alat berat sedang membersihkan enceng gondok yang menutup per- mukaan Rawa Pening. |
Semarang-Pendangkalan Rawa Pening semakin parah, dari kedalaman dana rerata 15 meter pada 1990an sekarang hanya tersisa tiga meter saja. Pendangkalan Rawa Pening diakibatkan tanaman enceng gondok yang terus meluas, dan menutup permukaan danau.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jawa Tengah Peni Rahayu mengatakan guna mengatasi persoalan sedimentasi karena enceng gondok, perlu ada upaya untuk mengurangi perkembangannya. Salah satunya, dengan memanfaatkan enceng gondok menjadi kerajinan.
Menurutnya, meski sudah ada upaya mengurangi perkembangan enceng gondok, namun belum bisa mengembalikan kedalaman dari danau yang memiliki luas genangan sekira 2.670 hektare itu.
Oleh karena itu, jelas Peni, sesuai anjuran dari Gubernur Ganjar Pranowo dalam upaya memerangi sampah plastik, akan disosialisasikan pemanfaatan enceng gondok menjadi tas souvenir bagi wisatawan yang berkunjung ke Jateng. Termasuk, tas souvenir di Galeri UKM yang baru dibuka di Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang.
"Pak Gubernur kan sudah mencanangkan bahwa semua kegiatan itu zero plastic, tidak boleh ada lagi kemasan yang menggunakan plastik. Rowo Pening adalah merupakan salah satu dari 15 danau priortitas, yang harus dipulihkan. Di Rowo Pening yang utama bermasalah di sana adalah karena enceng gondok. Jadi, kita upayakan bagaimana caranya agar enceng gondok bisa dimanfaatkan," kata Peni, Jumat (1/3).
Lebih lanjut Peni menjelaskan, apabila ada pelaku usaha yang bisa mengolah enceng gondok menjadi tas souvenir akan lebih baik. Sehingga, revitalisasi dari Rawa Pening bisa sedikit demi sedikit terwujud.
"Kalau pemanfaatan jadi kerajinan ada, tapi belum banyak ya. Apalagi yang kemudian dikhususkan untuk dijadikan tas souvenir ini belum ada," jelasnya.
Peni berharap, pemerintah pusat juga bisa turut membantu pendampingan warga sekitar untuk pengurangan perkembangan enceng gondok yang semakin memprihatinkan. (K-08)
0 komentar:
Posting Komentar